EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,326.97/oz   |   Silver 27.25/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,243.23   |   Bitcoin 63,841.12   |   Ethereum 3,215.43   |   Litecoin 83.52   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 2 jam lalu, #Saham AS

Dudley The Fed Khawatirkan Dampak Penguatan Dolar AS, Greenback Kendur Sejenak

Penulis

Dolar AS yang terus menguat tajam dapat menghambat upaya Federal Reserve untuk memacu pertumbuhan dan mengerek inflasi. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Ketua The Fed untuk wilayah New York, William C. Dudley dalam pidatonya mengenai mata uang AS saat ini.

Dolar AS yang terus menguat tajam dapat menghambat upaya Federal Reserve untuk memacu pertumbuhan dan mengerek inflasi. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Ketua The Fed untuk wilayah New York, William C. Dudley dalam pidatonya mengenai mata uang AS saat ini.

dudley_thefed_ny

Dolar AS Kuat Ancam Pertumbuhan

"Apabila Dolar AS menguat terlalu banyak, maka konsekuensinya akan berdampak pada pertumbuhan," papar Dudley dalam wawancaranya pada acara Bloomberg Market Most Influential Summit di New York.

Indeks Dollar Spot Bloomberg sendiri telah menyentuh level tertinggi pada basis penutupan sejak bulan Juni 2010, di tengah pertaruhan bahwa The Fed akan segera menaikkan suku bunganya di pertengahan tahun 2015.

Lebih lanjut, Dudley menyebutkan bahwa penguatan Dolar AS akan berdampak buruk bagi perdagangan. Ekspor akan lebih kecil daripada impor, sehingga neraca perdagangan akan timpang.

"Jika Dolar terapresiasi lebih tinggi lagi, maka inflasi pun akan terbenam. Tentu saja, hal itu akan mempersulit pencapaian dua target utama The Fed. Sehingga jelas, bahwa The Fed akan mengambil tindakan untuk menangani hal ini." ungkap Dudley.

Meski demikian, pejabat penting The Fed tersebut tak mau berkomentar lebih jauh lagi masalah Dolar, mengingat hal itu merupakan wewenang dari Depkeu AS di bawah pimpinan Jacob J. Lew.

Dudley hanya menekankan bahwa perhatian The Fed pada mata uang hanyalah karena efeknya pada pencapaian dua target utama The Fed saat ini, yakni stabilitas harga dan ketenagakerjaan secara maksimal. "Yang jelas, pergerakan Dolar akan berimbas pada kesesuaian kebiajkan moneter saat ini dalam kaitannya untuk mencapai target." tutup Dudley.

Dolar Pun Ambil Napas

Dan pada hari Selasa (23/09) ini, Dolar masih melayang di bawah level rendah empat tahun terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya. Euro pun stabil di dekat level tinggi 14 bulan akibat para seller yang mengambil napas sejenak.

Euro melompat ke level 1.2849 pagi tadi, setelah sebelumnya jatuh ke level rendah 14 bulan di $1.2816. Meski demikian, gambaran bahwa Dolar AS masih bisa menguat lagi masih terbuka lebar, mengingat adanya divergensi kebijakan suku bunga antara AS dan lawan terbesarnya, yakni Eropa dan Jepang.

201597
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.