EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.37/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 21 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 21 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 21 jam lalu, #Saham AS

Durable Good Orders AS Melempem, Euro Turut Anjlok

Penulis

Barang-barang tahan lama mengalami penurunan pesanan di bulan Nopember kemarin. Industri di AS nampaknya harus berjuang ekstra kuat untuk menyikapi pelemahan ini. Penguatan sektor ini diharapkan akan dipicu dari konsumsi di dalam negeri. Sedang di seberang benua, mata uang tunggal Eropa mengalami koreksi setelah kemarin sempat mengambil untung secara beruntun.

Masih tak bergeliatnya pasar luar negeri cukup membuat pemesan-pemesan barang modal di luar AS mengurungkan niatnya. Imbasnya, industri-industri yang memproduksi komoditas tersebut tak lagi mendapat pesanan yang signifikan di akhir tahun. Pada sisi lain, Euro pun tak lagi mendapat simpati dari para investornya sehingga harus juga tergelincir cukup dalam.

us durable goods-nopember 2015

Peluang Tetap Bergulir

Sebagian analis sudah meramalkan bahwa di akhir periode 2015, pesanan akan barang-barang modal termasuk manufaktur akan mengalami penurunan. Hal ini terbukti dengan munculnya hasil pendataan yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan AS malam ini lewat survei pesanan barang-barang modal untuk periode Nopember. Sebelumnya survei ini mencatat ada kenaikan pesanan sekitar 0.5 persen. Namun untuk hasil di bulan Nopember kemarin anjlok ke level minus 0.1 persen.

Faktor-faktor utama yang mencuat kuat sebagai pemicu amblesnya performa industri produsen barang–barang modal ini adalah semakin turunnya harga komoditas minyak, masih cemerlangnya nilai tukar dolar AS dan kelesuan pasar global. Mengingat barang-barang modal ini juga lekat dengan industri manufaktur maka sektor ini otomatis juga terdampak efek negatifnya. Selain itu orientasi ekspor akan barang-barang berjenis ini juga cukup memberatkan kinerja industrinya. Padahal dari sisi besaran, sektor manufaktur mewakili dua belas persen perekonomian AS. Dapat dibayangkan bagaimana pelemahan pada industri-industri barang tahan lama dapat mengakibatkan gangguan yang signifikan pada perekonomian AS.

Namun demikian masih terdapat harapan positif yang akan menjadi obat bagi pelemahan banyak sektor di dalam roda perekonomian AS ini. Salah satunya adalah adanya kenaikan pendapatan perseorangan selama kurang lebih delapan bulan ini yang diprediksi akan menjadi penggerak awal roda ekonomi di tahun mendatang. Semakin nyata sekarang bahwa dalam kondisi seperti sekarang ini, industri-industri barang modal bakal menggantungkan hidupnya dari konsumsi dalam negeri secara hampir keseluruhan.

Euro Kurang Beruntung

Ditengah kemerosotan beberapa sektor di AS, mata uang tunggal Eropa ini belum dapat mengambil peluang dari keadaan tersebut. Nampaknya kondisi yang sama juga sedang dialami negara-negara di daratan Eropa. Pertimbangan para investor ditengah dua kondisi yang tidak banyak pilihan ini, ternyata masih cenderung meletakkan pilihan pada Greenback. Dibuka pada level 1.0955, Euro tak banyak peluang untuk bergerak naik, langsung kesedot pusaran kuat yang dibentuk oleh Greenback hingga harus turun menembus level psikologis 1.0900. Saat berita ini diunggah, Euro masih berada dalam situasi bertahan pada kisaran angka tersebut.

257112
Penulis

Kukuh Raharjo aktif sebagai penulis berita dan artikel di Seputarforex.com sejak tahun 2014 serta aktif juga sebagai freelance di dunia social media promotion. Sambil masih bertrading forex online, Kukuh Raharjo juga menggeluti dunia blogging dengan posisinya sebagai pengisi konten lepas.