Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 9 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 9 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

ECB Ubah Target Inflasi, Euro Berupaya Rebound

Penulis

EUR/USD beranjak dari rekor terendah tiga bulannya setelah ECB mengumumkan perubahan target inflasi Zona Euro. Namun, penguatan euro kemungkinan masih rawan.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Euro terpantau beranjak sekitar 0.2 persen ke kisaran 1.1816 terhadap dolar AS saat berita ditulis (8/Juli), beberapa saat setelah ECB mengumumkan perubahan target inflasi Zona Euro. EUR/USD sebelumnya sempat tersungkur ke rekor terendah tiga bulan pada kisaran 1.1780-an akibat rilis notulen rapat FOMC yang memajukan proyeksi tapering The Fed.

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

Presiden ECB Christine Lagarde dalam konferensi persnya sore ini menyatakan bahwa bank sentral Eropa akan mentolerir laju inflasi di atas 2 persen dalam beberapa bulan mendatang. Tujuannya demi menjamin pemulihan ekonomi kawasan. Perkembangan ini merupakan perubahan yang cukup signifikan, karena ECB sebelumnya menargetkan inflasi "di bawah dan mendekati 2 persen".

Toleransi atas laju inflasi lebih tinggi semestinya berdampak bearish bagi euro. Pasalnya, hal itu akan mendorong ECB mempertahankan suku bunga ultra rendah dan stimulus moneter masif dalam periode yang lebih lama -suatu hal yang tidak menguntungkan bagi para pemilik modal-. Tetapi pelaku pasar justru menjadi lebih optimistis dan membeli euro pasca-pengumuman Lagarde, mungkin karena toleransi ECB berpotensi menguntungkan perekonomian secara keseluruhan.

"(Perubahan target inflasi) ini bisa berarti bahwa ECB dapat memperpanjang kebijakan moneter longgarnya, yang mungkin membebani Common Currency karena likuiditas yang membengkak; tetapi jika itu diterjemahkan menjadi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, euro bisa diuntungkan dalam jangka panjang," kata George Vessey, analis dari Western Union Business Solutions.

Analis lain menilai anomali penguatan euro saat ini lebih disebabkan oleh faktor teknikal daripada respons pasar terhadap pengumuman ECB. Konsekuensinya, kurs euro kemungkinan bakal bergejolak dalam jangka pendek.

"Kondisi oversold secara teknikal dan suatu bounce mungkin sudah waktunya (terjadi)," kata Kenneth Broux, pakar strategi dari Société Générale, "Perubahan dan toleransi bagi inflasi untuk melebihi 2 persen itu tidak menawarkan dukungan bagi EUR/USD."

Download Seputarforex App

296013
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.