Seputarforex - Indeks Dolar AS (DXY) melemah 0.3 persen ke kisaran 93.10-an dalam perdagangan hari ini (13/Agustus). Greenback terpantau melemah terhadap sebagian besar mata uang mayor, khususnya Sterling dan Euro. Pasalnya, Kongres AS gagal mencapai kesepakatan terkait stimulus fiskal tambahan yang dibutuhkan negeri Paman Sam untuk menanggulangi dampak pandemi COVID-19.
Dalam upaya negosiasi akhir pekan lalu, kubu Demokrat dan Republik masih terus bersitegang terkait banyak hal mulai dari tunjangan pengangguran, bantuan bagi sekolah publik, hingga injeksi untuk anggaran negara bagian. Demokrat sempat mengajukan kompromi untuk merilis anggaran senilai USD3 Triliun saja, bukannya USD3.5 Triliun seperti termuat dalam proposal awal. Tapi Republik bersikeras menuntut anggaran USD1 Triliun saja, dan ingin memasukkan pasal terkait proteksi hukum bagi korporasi dari tuntutan para pekerja yang mengalami masalah kesehatan akibat virus. Republik juga menolak untuk memberikan injeksi dana kepada negara-negara bagian.
Pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump menyalahkan kubu Demokrat atas kegagalan pembahasan stimulus di Kongres. Katanya, "Jika Demokrat terus menyandera bantuan kritis ini, saya akan bertindak dengan otoritas saya sebagai presiden untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan orang-orang Amerika". Namun, langkah yang diambilnya terancam melampaui batas mandat konstitusi, karena anggaran negara seharusnya berada di bawah kendali Kongres.
Kongres AS seharusnya telah memasuki masa reses musim panas mulai tanggal 10 Agustus lalu. Sempat ada wacana untuk menunda reses, tetapi belum ada perkembangan lebih lanjut hingga saat ini. Analis berpendapat para wakil rakyat AS pada akhirnya akan menyepakati stimulus -berapapun jumlahnya- demi mendorong pemulihan ekonomi. Tapi untuk sementara ini, pasar cenderung pesimis.
"Dolar membutuhkan kabar positif terkait stimulus untuk meningkat lebih lanjut, tetapi saya yakin kita akan sampai di sana karena para politisi ini tak bisa kembali ke konstituen mereka dengan tangan kosong," kata Masafumi Yamamoto dari Mizuho Securities Tokyo, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Apabila itu terjadi, kenaikan dolar/yen bisa menjadi katalis bagi penguatan dolar terhadap mata uang-mata uang lain."