EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,120.41   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 2 jam lalu, #Saham AS

Eropa Rebutan Vaksin COVID-19, Pound Dan Euro Jadi Korban

Penulis

Rebutan vaksin COVID-19 antara Inggris dan Uni Eropa telah menekan GBP/USD dan EUR/USD, karena memperburuk outlook pemulihan ekonomi kawasan.

Seputarforex - Pound dan Euro berpotensi makin tertekan di tengah rebutan vaksin COVID-19 antara Uni Eropa dan Inggris. Menjelang pembukaan sesi Eropa hari ini (24/Maret), GBP/USD telah jatuh ke rekor terendah sebulan pada kisaran 1.3700 sedangkan EUR/USD terpuruk di level terendah empat bulan. Perbaikan data tenaga kerja Inggris pun gagal mendongkrak Cable.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

UK Office for National Statistics (ONS) kemarin melaporkan tingkat pengangguran turun dari 5.1 persen menjadi 5 persen pada bulan Januari 2021, lebih baik ketimbang estimasi kenaikan ke 5.2 persen. Pound tak menanggapi kabar baik tersebut di tengah mencuatnya sentimen risk-off dan penguatan USD.

Sementara itu, para analis kian menyoroti potensi efek samping kelangkaan vaksin COVID-19 di Uni Eropa bagi Inggris. Mata uang Inggris telah menguat sepanjang dua bulan awal 2021 berkat akselerasi program vaksinasinya yang sangat impresif. Data pekan lalu menunjukkan sekitar separuh dari populasi orang dewasa di Inggris telah menerima vaksin. Namun, laju vaksinasi terancam macet jika Uni Eropa memblokir ekspor vaksin COVID-19 ke Inggris.

Sejumlah negara anggota Uni Eropa meyakini bahwa lambannya program vaksinasi mereka disebabkan oleh kurangnya suplai dari produsen vaksin AstraZeneca. Solusinya, mereka ingin membatasi ekspor vaksin AstraZeneca ke Inggris dan sejumlah negara lain.

PM Inggris Boris Johnson dan Taoiseach Irlandia Micheál Martin tengah berupaya mencegah pemblokiran semacam itu. Pelaku pasar akan menyoroti terus perkembangan dalam masalah ini.

"Jangka pendek, pound kemungkinan tetap digerakkan oleh perkembangan antara Inggris dan pemasok besar vaksin, terutama karena laporan tentang potensi perlambatan suplai dalam pekan-pekan mendatang," kata Nikesh Sawjani, seorang ekonom dari Lloyds Bank.

Di sisi lain, Barclays mengklaim masalah dalam program vaksinasi Uni Eropa bukan cuma kurang pasokan vaksin, melainkan juga rendahnya kepercayaan masyarakat. Tingkat kepercayaan masyarakat pada vaksin AstraZeneca merosot dengan pesat akibat rumor kematian sejumlah penerimanya, sehingga orang-orang enggan mengikuti vaksinasi. Hal ini merupakan hasil dari pendekatan Uni Eropa yang serampangan dalam program vaksinasi COVID-19 mereka, termasuk diantaranya suspensi vaksin AstraZeneca beberapa waktu lalu.

Negara-negara Uni Eropa telah melanjutkan lagi pemberian vaksin AstraZeneca setelah klarifikasi aman dari otoritas kesehatan setempat. Namun, hasil survei YouGov terbaru menunjukkan mayoritas warga Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol masih menganggap vaksin AstraZeneca tidak aman. Beragam masalah dalam program vaksinasi semakin memperburuk outlook euro yang juga sedang dihantam oleh arus lockdown baru akibat gelombang ketiga COVID-19.

"Potensi penundaan vaksin lebih lanjut dianggap merugikan bagi narasi pemulihan pertumbuhan (ekonomi)," ujar Barclays yang mempertahankan outlook bearish pada euro. Bank tersebut mengekspektasikan pertumbuhan Zona Euro akan tetap lamban dan inflasi jauh di bawah target ECB.

Download Seputarforex App

295436
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.