EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,306.88/oz   |   Silver 26.81/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 20 menit lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 21 menit lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 22 menit lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 22 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 7 jam lalu, #Saham AS

Euro Terjegal Data Ekonomi Tiongkok, Ada Apa Dengan China?

Penulis

Euro tergelincir terhadap Dolar AS dan Yen di penghujung sesi Asia sore hari ini. Mata uang tersebut terpengaruh oleh data ekonomi China yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Saat ini, China merupakan negara ekonomi terbesar dunia. EUR/USD terperosok 0.20% ke 1.2939, kembali mendekati level rendah 14 bulan di 1.2858.

Euro tergelincir terhadap Dolar AS dan Yen di penghujung sesi Asia sore hari ini. Mata uang tersebut terpengaruh oleh data ekonomi China yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Saat ini, China merupakan negara ekonomi terbesar dunia. Belakangan ini, hubungan perdagangan antara Euro dan China makin erat. Sejauh ini, Euro mengimpor barang dari China, sementara China mengekspor ke Euro, sehingga keadaan ekonomi keduanya cukup saling mempengaruhi.

ekonomi_china_lambat ilustrasi lambatnya ekonomi China


EUR/USD
terperosok 0.20% ke 1.2939, kembali mendekati level rendah 14 bulan di 1.2858. Di samping itu, permintaan terhadap Dolar AS tengah tinggi menjelang hasil rapat FOMC yang akan diumumkan pada Kamis mendatang.

Ada Apa Dengan China?

Sentimen pasar terpukul akibat data pada hari Sabtu lalu yang menunjukkan bahwa output industri China tengah melambat tajam bulan lalu. Ditambah lagi dengan laporan lain yang menunjukkan bahwa penjualan retail dan investasi aset tetap yang juga menunjukkan gejala yang sama.

Produksi pabrikan China hanya naik sebanyak 6.9% secara anual pada bulan Agustus. Data tersebut merupakan yang terlamban sejak bulan Maret tahun 2009, karena pada bulan Juli, kenaikan mencapai 9.0%.

Beberapa indikator ekonomi penting Tiongkok memang sedang menunjukkan performa yang beragam. Pertama, dari segi neraca perdagangan, Tiongkok memang mengalami surplus, dan impornya pun mengalami penurunan. Akan tetapi permintaan domestiknya lesu sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh pada tingkat GDP-nya. Jika permintaan dari China berkurang, maka ekspor Australia pun hanya tinggal menunggu waktu untuk ikut terseret jatuh.

Kedua, inflasi China, baik indeks harga konsumen maupun indeks harga produsennya tercatat mengalam tekanan. Bahkan, PPI China menurun hingga 1.1%, lebih rendah daripada ekspektasi penurunan 0.9%. Menurut para analis, hal ini membuka ruang bagi bank sentral China (PBoC) untuk kembali menambah stimulus demi mendorong pertumbuhan dan level harga.

199992
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.