Tingkat kepercayaan bisnis Jerman jeblok untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir di bulan Oktober ini. Hal ini mensinyalir bahwa perlambatan permintaan global memberikan pengaruh buruk bagi Negara Ekonomi terbesar Eropa tersebut. Indeks Kepercayaan Bisnis IFO Jerman pada Senin (26/10) sore ini tercatat merosot ke angka 108.2, dari sebelumnya di angka 108.5 pada bulan September. Estimasi median turun ke angka 107.8 menurut prediksi para analis Bloomberg.
Pada hari Kamis pekan lalu, Presiden ECB, Mario Draghi, membuka kemungkinan penambahan stimulus pada bulan Desember seiring dengan lemahnya pertumbuhan negara-negara berkembang, rendahnya harga minyak, dan menguatnya Euro yang terus menghalangi kenaikan harga yang diharapkan oleh ECB demi memulihkan pertumbuhan Zona Euro dan menghindarkan 19 negara tersebut dari deflasi. Meski demikian, perekonomian Jerman sebagai negara dengan ekonomi terkuat dan sangat bergantung pada ekspor, masih rentan dengan risiko-risiko dari kondisi tersebut.
Ekonomi Jerman Masih Aman
Menurut ahli dari Natixis SA di Frankfurt, Johanes Gareis, yang diwawancarai oleh Bloomberg, data kepercayaan bisnis menunjukkan bahwa outlook perekonomian Jerman sebetulnya masih tidak terlalu buruk. Namun, data industri tampaknya memang perlu mendapat perhatian lebih.
Kendati demikian, Gareis mengatakan bahwa masih tak ada alasan untuk mengkhawatirkan resesi di Jerman. Penurunan di sektor ekspor dan investasi di negara tersebut kali ini terjadi akibat pengaruh dari melambatnya China dan sebagian besar negara-negara berkembang di dunia.
Merespon laporan IFO Jerman ini, EUR/USD tampak beranjak dari level rendah meski ada kenaikan tipis 0.28 persen menuju posisi 1.1048 dan mulai meninggalkan level rendah 1.0995 yang tercapai di hari Jumat lalu. Sore ini, penguatan Dolar AS sebagai rival Euro dilaporkan mulai mundur karena para investor yang mengambil napas setelah reli mata uang AS itu minggu lalu.