Federal Reserve AS mengakhiri rapat dua harinya pada hari Kamis (28/04) dini hari tadi dengan hasil tak mengubah suku bunga di level 0.25 persen - 0.5 persen, sesuai dengan prediksi konsensus sejak sebulan lalu. Tanpa adanya ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga The Fed, pengumuman pasca rapat pun menjadi perhatian utama.
Tanpa konferensi pers, dalam rilis kebijakannya, FOMC lebih memilih untuk mengabaikan isyarat yang pernah disinggung sebelumnya, yakni masalah perekonomian global dan perkembangan finansial yang masih dihadang tingginya risiko, daripada mencantumkan pernyataan bahwa para pejabat bank sentral AS itu akan mengawasi ketat situasi dunia. (Baca juga: 5 Poin Inti FOMC Maret)
Di samping itu, berikut beberapa poin pokok dari rapat FOMC di bulan April 2016 ini:
- Kondisi pasar tenaga kerja masih terus meningkat sejak rapat FOMC terakhir (Maret), namun pertumbuhan aktivitas ekonominya melambat.
- Belanja masyarakat tumbuh secara moderat bahkan pendapatan riil masyarakat mengalami kenaikan dalam tingkat yang solid.
- Sektor perumahan meningkat cukup tinggi sejak awal tahun ini, namun investasi tetap perusahaan dan ekspor masih lemah.
- Inflasi terus berjalan di bawah target 2 persen yang dipasang oleh komite. Hal ini diperkirakan sebagai sebuah refleksi penurunan harga energi dan kemerosotan harga impor non-energi. Sedangkan dasar pengukuran inflasi terbilang masih rendah.
- Untuk melawan rendahnya inflasi seperti saat ini, The Fed memutuskan untuk mempertahankan rentang suku bunga di kisaran 0.25 persen sampai dengan 0.50 persen.
- Semua anggota pemungutan suara di FOMC, kecuali Esther George, memilih untuk tetap tidak mengubah suku bunga. George lebih memilih untuk menaikkan tingat suku bunga AS ke kisaran 0.50 persen ke 0.75 persen.
- Kebijakan moneter The Fed masih akomodatif, dan pertimbangan penentuan suku bunga pinjaman The Fed akan bergantung (seperti biasa) pada data ekonomi.
- Pasar memandang kebijakan The Fed ini sebagai sentimen yang dovish atau setidaknya, pasif. Tak ada pernyataan The Fed yang menunjukkan bahwa bank sentral tersebut harus buru-buru menaikkan tingkat suku bunga. Namun, menyiratkan optmisme, para pejabat bank sentral AS mengakui masih ada sejumlah kelemahan namun tetap optimis pada pasar tenaga kerja dan kenaikan belanja konsumen.
Secara umum, The Fed menilai kondisi ekonomi Amerika Serikat pada bulan Maret lalu perlahan-lahan mulai berkembang meski hasil dalam data tercatat beragam. Para pejabat bank sentral AS mengakui masih ada sejumlah kelemahan namun tetap optimis pada pasar tenaga kerja dan kenaikan belanja konsumen. Komite FOMC menegaskan bahwa pihaknya akan menaikkan suku bunga secara bertahap. Pertemuan FOMC berikutnya dijadwalkan akan digelar pada tanggal 14-15 Juni 2016.