EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 2 jam lalu, #Saham AS

Spekulasi Fed Rate Cut Muncul Lagi, Apresiasi Dolar AS Terhenti

Penulis

Meski The Fed menyatakan takkan memangkas suku bunga lagi tahun ini, tetapi dampak domino wabah virus Corona bisa jadi akan memaksa mereka melakukannya.

Seputarforex.com - Indeks Dolar AS (DXY) terkoreksi makin dalam pada perdagangan hari ini (25/Februari), meskipun Greenback masih menjadi mata uang pilihan di tengah eskalasi wabah virus Corona COVID-19. Saat berita ditulis, DXY telah mundur dari level 99.91 yang merupakan puncak tertinggi bulan ini ke level 99.16. Pasalnya, dampak domino dari wabah virus Corona dikhawatirkan akan mendorong bank sentral AS untuk memangkas suku bunga Fed (Fed Rate).

DXY Daily

China masih mencatat jumlah korban virus Corona terbesar. Akan tetapi, peningkatan pesat jumlah infeksi baru di Korea Selatan, Italia, dan Iran pada akhir pekan telah memantik kepanikan. Lebih dari selusin kota di Korea Selatan dan Italia terpaksa di-lockdown demi membendung penyebaran wabah, menyusul China yang telah melakukan hal serupa terhadap kota-kota sekitar Wuhan sejak Januari. Jumlah total kasus COVID-19 sedunia saat ini sudah melampui 80,000 orang, atau 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan SARS (2002/2003).

Kepanikan mengakibatkan ambruknya aset-aset berisiko lebih tinggi seperti saham-saham Wall Street. Sebaliknya, banyak investor mengincar obligasi AS yang dikenal sebagai salah satu safe haven paling top. Alhasil, yield obligasi AS ambruk. Hal ini mengakibatkan pelaku pasar terpaksa menghapus ekspektasi kenaikan suku bunga Fed, sekaligus mendorong kenaikan ekspektasi pemangkasannya.

Data Fed Funds Futures menunjukkan bahwa pasar kini memperhitungkan pemangkasan suku bunga Fed lagi pada bulan Juni, serta setidaknya pemangkasan 50 basis poin per akhir tahun 2020. Tak pelak, aksi beli Dolar AS pun terhenti.

"Ini cukup dramatis," kata Rodrigo Catril, pakar forex senior NAB, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Kita bukan hanya melihat penghitungan ulang ekspektasi Fed, tetapi penghitungan yang lebih besar karena Fed adalah satu-satunya yang benar-benar bisa bertindak signifikan dalam menggerakkan tingkat bunga."

Sebagai imbas dari terhentinya reli Dolar AS, sejumlah mata uang mayor berhasil menstabilkan posisi. AUD/USD dan NZD/USD bergerak sideways dalam perdagangan hari ini, sementara EUR/USD mencatat kenaikan tipis di kisaran 1.0858. Yen Jepang juga sukses memulihkan posisinya ke kisaran 110.43, setelah sempat melemah hingga 112.22 pada perdagangan pekan lalu.

292115
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.