EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.31/oz   |   Silver 26.91/oz   |   Wall Street 38,054.13   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 13 jam lalu, #Saham AS

Goldman Sachs: Inflasi Akan Jadi Penggerak Utama Pasar Di 2022

Penulis

Meskipun bank sentral AS bersikeras jika kenaikan inflasi hanya sementara, Goldman Sachs memprediksi bahwa data inflasi akan semakin diperhitungkan pasar.

Seputarforex - Goldman Sachs memprediksi bahwa inflasi akan menjadi penggerak utama pasar hingga tahun 2022. Dari pengamatan di pasar minyak, mata uang, hingga swap suku bunga, data inflasi akan memberikan pengaruh yang paling besar.

Prediksi Goldman Sachs

Sebagai informasi, data inflasi AS yang baru dirilis semakin bertentangan dengan pandangan "kenaikan sementara" dari The Fed. Inflasi konsumen AS naik 6.2% di bulan Oktober dalam basis tahunan, begitu pula dengan inflasi konsumen inti yang naik lebih tinggi dari ekspektasi dalam basis bulanan.

Hingga pekan lalu, The Fed masih meredam kekhawatiran pasar akan dampak inflasi tinggi. Baik Ketua Jerome Powell maupun wakilnya, Richard Clarida, mengatakan bahwa kenaikan inflasi hanya bersifat sementara. Spekulasi bahwa kenaikan suku bunga dibutuhkan untuk menghindari risiko pun ditepis oleh bank sentral AS tersebut.

"Mengingat volatilitas inflasi dalam beberapa waktu terakhir, angka-angka utama (headline inflasi) yang naik dan cenderung meningkat; kami yakin pasar akan mulai menaikkan demand untuk premi risiko inflasi yang positif. Kami ekspektasikan (ini) akan berlangsung hingga tahun depan," demikian tulis analis Goldman Sachs dalam catatannya.

"Selama The Fed enggan memberi sinyal akan sikap yang lebih agresif, maka kami mengekspektasikan banyak pihak yang akan memasukkan kompensasi risiko inflasi yang lebih tinggi," kata Goldman Sachs sebagaimana dikutip Reuters.

Gagasan utama perdagangan jangka panjang yang disusun Goldman Sachs kini didasarkan pada ekspektasi inflasi. Sebagai langkah antisipasi trading tahun depan, Goldmans Sachs merekomendasikan untuk membeli mata uang-mata uang dari negara yang bank sentralnya mengambil pendekatan lebih hawkish dalam merespon inflasi. Sedangkan di tengah kondisi kenaikan harga komoditas dan minyak dunia, Goldman Sachs akan pasang buy pada Dolar Australia dan Dolar Kanada.

Di pasar obligasi, bank ini merekomendasikan untuk membeli US Treasury bertenor lima tahunan. Di pasar ekuitas, mereka merekomendasikan saham-saham Meksiko dan Rusia karena sifatnya yang defensif terhadap potensi rate hike AS dan perkembangan ekonomi China.

Download Seputarforex App

296766
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.