Seputarforex.com - Dolar New Zealand bertengger di level tinggi tiga minggu di sesi perdagangan Asia, Kamis (20/Apr) siang ini. Mata uang berjuluk Kiwi tersebut melonjak dan menjadi best-performer currency setelah data inflasi New Zealand dirilis pagi tadi.
CPI New Zealand meroket hingga 1 persen (QoQ) pada kuartal bulan Maret. Angka itu naik dari 0.4 persen di kuartal akhir tahun 2016. Kenaikan CPI New Zealand itu juga lebih tinggi dari prediksi analis yakni kenaikan 0.8 persen, serta menjadi inflasi konsumen yang terbaik sejak tahun 2011. Indeks CPI New Zealand itu mendorong laju tahunan menjadi 2.2 persen di kuartal keempat, naik dari 1.3 persen sebelumnya. Sejak September 2011, pertumbuhan harga di New Zealand tak pernah lebih dari 4.6 persen.
RBNZ Capai Target
Menurut Ben Jarman dari JPMorgan, inflasi tahunan yang berada di atas 2 persen berarti, Gubernur Bank Sentral New Zealand, Graeme Wheeler, hanya perlu satu kali laporan CPI lagi dengan prestasi yang sama. Jika tercapai, maka sebelum jabatannya berakhir, Wheeler telah menunaikan targetnya untuk menggenjot inflasi New Zealand berada di mid-point target untuk pertama kalinya.
Menurut Annette Beacher, Ahli Strategi Makroekonomi di Businesstimes, profil CPI jangka pendek New Zealand akan dinaikkan dalam rapat kebijakan moneter RBNZ pada bulan Mei depan. Namun, untuk jangka menengah, Beacher tak melihatnya adanya kemungkinan perubahan. "Kami tidak melihat bank sentral (RBNZ) akan beralih ke sentimen hawkish sampai ekspektasi inflasi sudah benar bergerak naik secara substansial." tutur Beacher.
Setelah laporan CPI New Zealand ini, NZD/USD meroket dari low 0.6999 ke high 0.7044. AUD/NZD merosot dengan diperdagangkan di level 1.0667. Dolar Australia sendiri sedikit menguat setelah data Kepercayaan Bisnis domestiknya menunjukkan kenaikan dari 0 menjadi +6.