Tidak seperti beberapa rekannya sesama petinggi bank sentral lainnya, dalam pidatonya di hari Senin (19/11) Fed Minneapolis Narayana Kocherlakota tidak mengomentari kebijakan moneter atau kondisi perekonomian Amerika Serikat. Sebaliknya ia membicarakan permasalahan yang terus menghambat regulator finansial seperti Fed selama lima tahun terakhir semenjak krisis keuangan terburuk terjadi.
Pada tahun 2008 pemerintah AS menyuntikkan dana untuk membantu JPMorgan Chase & Co mengakuisisi Bear Stearns yang saat itu mengalami kesulitan finansial. Sementara itu, di saat yang hampir bersamaan, pemerintah juga mengatasi aset bermasalah milik perusahaan asuransi raksasa AIG.
JPMorgan, Citigroup Inc dan beberapa bank Wall Street lainnya kini harus memiliki modal yang lebih besar dibanding sebelum krisis menghantam agar terhindar dari kerugian, serta rencana ke depan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya bangkrut.
Akan tetapi pada saat ini mereka masih menikmati subsidi yang dianggap terlalu-besar-untuk-gagal, yang membuat para regulator cemas karena hal tersebut berarti bank-bank tersebut dapat meminjam dana dengan suku bunga terendah. Hal inilah yang menjadi fokus Kocherlakota.
Banyak lembaga yang mencoba untuk menaksir besar subsidi tersebut namun, seperti yang disampaikan oleh Kocherlakota dalam pidatonya, semuanya tidak sempurna.
Di konferensi yang diadakan oleh bank sentral sehubungan dengan penaksiran besar subsidi, Kocherlakota menyampaikan, ketimbang tak menggunakan taksiran sama sekali, anggota parlemen mestinya melacak semua taksiran yang setidaknya memberi informasi mengenai ukuran subsidi tersebut.
Many institutions have tried to measure that subsidy but, as Kocherlakota said in remarks prepared for delivery on Monday, those measures are imperfect.