Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ), Haruhiko Kuroda, di hari Senin (07/03) ini menyampaikan pidatonya tentang kebijakan moneter Jepang dalam sebuah acara yang digelar oleh Yomiuri International Economic Society. Kuroda secara umum menilai bahwa fundamental ekonomi Jepang masih kuat karena menyerap dampak positif dari kebijakan suku bunga negatif yang diterapkan sejak awal tahun ini.
Kuroda Jawab 'FAQ' Tentang QQE
Secara spesifik, dalam kesempatan ini Kuroda menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang sering diajukan masyarakat terkait kebijakan pelonggaran moneter Kuantitatif dan Kualitatif (QQE) dengan cara mengimplikasikan suku bunga negatif. Kuroda juga menyangkal kritik yang mengatakan bahwa kebijakan suku bunga negatif BoJ ini telah gagal untuk mendorong harga saham atau menghentikan laju penguatan Yen.
"Penurunan dalam nilai Yen dan suku bunga, serta fakta bahwa pelonggaran moneter masih mungkin dilanjutkan karena semuanya berdampak positif pada harga aset," kata Kuroda dalam pidatonya. "Saat ini, dampak-dampak (negatif) yang terjadi lebih dikarenakan oleh tindak penghindaran risiko yang dilakukan oleh para investor di seluruh dunia."
Selain itu, menurut Kuroda, penurunan harga-harga saham saat ini selain disebabkan oleh memburuknya data fundamental China, juga disebababkan oleh koreksi dari penggelembungan harga seiring dengan rekasi terhadap perpindahan nilai tukar Yuan.
Hari ini, saham Nikkei 225 tergelincir 0.7 persen ke kisaran 16.904.09. Menurut fund manager Daiwa SB Investment Ltd., yang diwawancarai oleh Reuters, rebound saham-saham Asia saat ini sangat sedikit, sehingga dibutuhkan evaluasi kembali terhadap situasi sekarang.
Di sisi lain, Yen stabil di posisi 113-an terhadap Dolar AS, dengan USD/JPY di angka 113.74 pagi ini, setelah sempat meruncing ke angka 114.21 pada tanggal 4 Maret kemarin setelah rilisnya laporan penguatan angka NFP AS yang jauh melebihi perkiraan.