Dolar AS melayang di dekat level tinggi tahunan terhadap Yen dan Euro pada Selasa (10/03) hari ini. Dolar AS bergerak tanpa rilis data penting yang menyebabkan pergerakan signifikan pada sesi perdagangan Amerika malam tadi. Volatilitas forex pun tergantung pada sentimen risiko dan sedikit aksi ambil untung.
Dolar AS masih menerima dukungan dari laporan ketenagakerjaan AS yang kian mengencangkan spekulasi kenaikan suku bungan The Fed pada tengah tahun ini. Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) justru berkebalikan dari The Fed. Dua bank sentral tersebut masih harus berkomitmen pada kebijakan moneter longgar. ECB malah baru saja memulai pembelian obligasi dengan paket stimulus sejumlah 1 Triliun pada hari Senin kemarin.
USD/JPY
USD/JPY mencapai level tinggi 121.65 setelah memantul dari level rendah malam tadi di 120.615. Pergerakan ke atas 121.86 diperkirakan akan membawa Dolar AS ke level tertingginya sejak bulan Juli tahun 2007.
Menurut Kyosuke Suzuki, Direktur Bagian Forex di Societe Generale Tokyo, ada momentum bagi USD/JPY untuk mencapai angka 121.86. Dalam waktu dekat ini kemungkinan tidak ada faktor-faktor yang dapat mendukung Dolar AS secara signifikan. Akan tetapi, banyaknya bid yang spekulatif dari para pemain jangka pendek dapat menjadi dukungan bagi Dolar AS hingga FOMC minggu depan, dengan kemungkinan, The Fed akan mengeliminasi istilah "bersabar" dalam pernyataan kebijakannya tentang suku bunga.
EUR/USD
Di sisi lain, EUR/USD berada dalam level rendah 12 tahun di $1.0822 setelah lonjakan naik yang cukup tajam ke 1.0906. Mata uang Zona Euro tersebut juga masih terbebani oleh ketidakpastian nasib utang Yunani. Sore kemarin dilaporkan oleh Reuters bahwa Jeroen Dijselbloem, yang menjadi ketua dalam perundingan ini merespon outline reformasi ekonomi Yunani yang dikirimkan ke menteri Keuangan Zona Euro, bahwa rencana Yunani untuk tidak lagi menerima bantuan pinjaman memang baik, namun masih memerlukan pengawasan dari kreditor.