Jepang meraup surplus pada bulan Oktober lalu akibat bertumbuhnya ekspor mobil, komputer, dan barang-barang lain sementara impornya menyusut sehubungan dengan melorotnya harga minyak dunia.
Data resmi Pemerintah Jepang merilis laporan neraca perdagangan tersebut pada Kamis (19/11) pagi ini, dengan rincian, total surplus perdagangan mencapai total 111.5 miliar yen pada bulan Oktober. Surplus pertama kalinya di neraca perdagangan Jepang sejak tujuh bulan terakhir.
Akibat Melorotnya Harga Minyak
Harga minyak merupakan faktor kunci bagi data-data perdagangan Jepang mengingat minimnya sumber daya alam, khususnya minyak, di negara tersebut, sehingga impor minyak pun terpaksa dilakukan terlebih lagi, sejak kerusakan pembangkit energi nuklir Fukushima tahun 2011 lalu akibat Tsunami dan gempa.
Meskipun ada pertumbuhan dalam ekspor mobil dan komputer, eskpor jepang secara keseluruhan anjlok 2.1 persen pada bulan Oktober dari satu athun sebelumnya. Namun, penurunan itu masih tidak lebih parah dibandingkan dengan impornya yang juga jeblok hingga 13.4 persen, demikian laporan pendahuluan dari Menteri Keuangan Jepang.
Jelang Pidato Kuroda
Merespon laporan ini, USD/JPY diperdagangkan turun 0.10 persen ke angka 123.51 akibat menguatnya Yen. Dolar AS mulai kalem setelah sempat rebound pasca rilis notulen rapat FOMC dini hari tadi. Siang ini, Bank Sentral Jepang akan merilis tinjauan kebijakan moneter terbarunya disusul dengan pidato Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda. Diperkirakan, BOJ akan tetap mempertahankan kebijakan pembelian asetnya saat ini dan menyoroti target pencapaian inflasi 2 persen.