EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 2 jam lalu, #Saham AS

Normalisasi Ekonomi Selepas Lockdown, Output Industri China Pulih

Penulis

Aktivitas Industri China secara perlahan mulai bergeliat. Namun, tren konsumsi diprediksi masih melemah karena dibayangi pandemi Corona.

Seputarforex - Pada hari Jumat (15/Mei), Biro Statistik China merilis data output industri yang mengalami kenaikan 3.9 persen secara tahunan di bulan April, lebih baik ketimbang forecast ekonom untuk kenaikan 1.5 persen. Dibandingkan periode sebelumnya, output indsutri bulan lalu meningkat dari level -1.1 persen. Kenaikan ini sejalan dengan dimulainya normalisasi ekonomi China pasca lockdown yang diberlakukan untuk membatasi penyebaran virus Corona.

Ekonomi Kembali Di Buka Selapas

Kenaikan produksi industri China bulan lalu menjadi kenaikan pertama sepanjang tahun ini. Pasalnya, sebelum dihantam oleh pandemi Corona, perekonomian China juga sudah dirundung oleh pelambatan yang dipicu oleh perang dagang dengan AS sejak 2018 silam.

 

Konsumsi Masih Lemah, Waspadai Kemerosotan Ekonomi Lebih Dalam

Selain output industri, Biro Statistik China juga merilis data Retail Sales. Meski lebih baik daripada kemerosotan sebesar 15.8 persen yang terjadi pada bulan Maret lalu, angka penjualan ritel bulan April turun sebesar 7.5 persen di bulan April, lebih buruk ketimbang forecast penurunan 7.0 persen.

Ekonomi Kembali Di Buka Selapas

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, trend Penjualan Ritel belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan masih terjebak dari zona negatif. Hal ini semakin menegaskan bahwa konsumsi domestik belum pulih dari efek wabah Corona.

Secara terpisah, data Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment) untuk periode Januari-April, yang juga dirilis pagi ini turun 10.3%, lebih buruk ketimbang ekspektasi penurunan 9.8 persen. Tingkat pengangguran juga mencerminkan sentimen negatif, mengalami peningkatan sebesar 0.1 persen dari periode sebelumnya menjadi 6.0 persen.

Rilis beberapa data ekonomi China yang cukup suram pagi ini seolah menjadi cerminan bahwa raksasa Asia belum mampu pulih sepenuhnya. Apabila trend konsumsi belum pulih dalam waktu dekat, maka tidak tetutup kemungkinan China akan terjerumus dalam resesi ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.

Download Seputarforex App

292950
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.