EUR/USD 1.073   |   USD/JPY 153.150   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,302.41/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,125.66   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 2 jam lalu, #Saham AS

Notulen FOMC November Yakinkan Pasar Akan Fed Hike Bulan Depan

Penulis

Esther George dan Loretta Mester masih menjadi dua tokoh paling hawkish dalam FOMC November.

Seputarforex.com - Kenaikan suku bunga The Fed sudah di depan mata. Ekonomi Amerika Serikat dianggap sudah cukup untuk menjalaninya. Pernyataan tersebut tercantum dalam notulen rapat FOMC November 2016 yang telah digelar beberapa hari sebelum Pemilu AS.

notulen-fomc-november-2016

 

George Dan Mester: Dua Tokoh Hawkish

Notulen yang dirilis pada Kamis (24/November) dini hari tadi menyatakan, para pejabat The Fed memilih untuk mempertahankan tingkat suku bunga pada bulan November ini. Esther George dan Loretta Mester--masing-masing merupakan Presiden The Fed untuk wilayah Kansas City dan Cleveland--tetap menjadi tokoh yang menginginkan kenaikan suku bunga pada bulan November.

Pendapat dua orang tersebut itu kalah banyak meski sebagian besar anggota komite rapat sudah yakin akan kemajuan ekonomi AS. Namun, mereka lebih memilih untuk menunggu sejenak, melihat bukti-bukti yang lebih jauh atas kemungkinan full-employment dan stabilitas inflasi.

Menjelang pemilu, Ketua The Fed, Janet Yellen, mendapat kritik dari bakal Presiden AS, Donald Trump. Ia mencurigai Yellen "memainkan" suku bunga rendah karena ditumpangi kepentingan tertentu. Yellen pun menampik tuduhan itu dengan mengatakan bahwa suku bunga rendah dibutuhkan untuk menghindarkan ekonomi AS dari bencana. Lagipula, politik di mata Yellen tak punya peran sama sekali dalam perumusan kebijakan ekonomi.

Oleh karena itulah, pasar finansial sekarang sudah yakin sepenuhnya bahwa FOMC pada bulan Desember akan menjadi hari diputuskannya kenaikan suku bunga. Terlebih lagi, rencana kebijakan Trump yang merujuk pada proyek berbiaya besar dan pemotongan pajak, tak bisa dijalankan jika suku bunga tetap rendah. Defisit neraca berjalan AS diramalkan akan menggembung pula karena kebijakan Trumponomics tersebut.

Menurut CME Group, pasar futures mengindikasikan peluang kenaikan sebesar 93.5 persen pada tanggal 14 Desember. Pasar juga bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lagi pada FOMC bulan Juni 2017.

276359
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.