Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 1 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 1 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 1 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Pengangguran Australia Meroket, AUD/USD Terpepet

Penulis

AUD/USD merosot lebih dari 0.7 persen sejak pembukaan tadi pagi sampai menyentuh level terendah 0.6605.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Dolar Australia menjadi mata uang mayor berkinerja terburuk dalam perdagangan hari Kamis (18/Mei) lantaran sentimen risiko global, data ekonomi domestik yang memburuk, serta apresiasi dolar AS. AUD/USD merosot lebih dari 0.7 persen sejak pembukaan tadi pagi sampai menyentuh level terendah 0.6605 pada awal sesi New York.

AUDUSD DailyGrafik AUD/USD Daily via TradingView

Australian Bureau of Statistics (ABS) melaporkan tingkat pengangguran Australia meningkat cukup pesat dari 3.5% menjadi 3.7% pada bulan April 2023, padahal konsensus sebelumnya mengharapkan tidak ada perubahan sedikit pun. Jumlah employment dalam periode tersebut juga berkurang sebanyak 4.3k, padahal konsensus mengharapkan penciptaan kerja sebanyak 25.0k.

Pelaku pasar menganggap peningkatan tingkat pengangguran Australia ini sebagai sinyal bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga lagi sepanjang sisa tahun 2023, setelah mengumumkan "rate hike" tak terduga pada awal bulan ini. Spekulasi tersebut memicu kejatuhan kurs dolar Australia di pasar forex. Akan tetapi, para ekonom mengingatkan bahwa satu paket data ini saja tidak menjamin kebijakan apapun dari sisi Bank Sentral Australia (RBA).

Sebagian ekonom berpendapat kondisi pasar tenaga kerja Australia masih terlalu ketat, sehingga belum mencapai situasi ideal yang diharapkan RBA untuk menekan inflasi secara berkelanjutan. Sebagian yang lain menyarankan agar memantau beberapa perilisan data ekonomi penting lain dari Australia untuk menerka langkah kebijakan bank sentral berikutnya.

"Tim ekonomi Australia kami mencatat bahwa (data) perdagangan ritel (26 Mei) dan indikator CPI bulanan April (31 Mei) akan penting untuk dipantau menjelang rapat RBA pada 6 Juni," kata Carol Kong, pakar strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia.

Warren Hogan, pakar makroekonomi Australia, menyatakan data ini menunjukkan "tanda-tanda pertama" pelonggaran dalam pasar tenaga kerja. Namun, ia juga menegaskan diperlukannya data tenaga kerja dari beberapa bulan ke depan untuk memastikan bahwa proyeksi penurunan tekanan inflasi yang diharapkan RBA benar-benar terealisasi.

Download Seputarforex App

299400
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.