Selama tiga bulan berturut-turut harga produsen merosot, menunjukkan kurangnya tekanan inflasi yang dapat memberi jeda bagi The Fed sementara bank sentral Amerika Serikat tersebut mempertimbangkan masa depan program stimulus pembelian-obligasi mereka.
Pada Jumat (13/12) Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan indeks harga produsen, yang disesuaikan dengan musim, merosot 0.1% seiring harga minyak gas mempertahankan tren penurunan. Sementara itu, harga yang diterima oleh pertanian nasional, pabrik, dan kilang minyak dilaporkan jatuh 0.2% pada Oktober.
Ini adalah kali pertama semenjak Oktober 2012 harga produsen turun untuk tiga bulan berturut-turut. Di pihak lain, para analis mengharapkan harga bergerak datar pada November.
Berkenaan dengan hal tersebut Omair Sharif, ekonom RBS di Stamford, Connecticut berpendapat, tidak adanya inflasi yang diterima oleh produsen atas produk-produk mereka pada saat yang sama menandakan para produsen tidak akan memberikan apapun pada konsumen.
Harga grosir, tidak termasuk harga pangan dan energi, naik 0.1% pada November setelah sempat meningkat 0.2% di Oktober. Sementara itu, keuntungan 12-bulan merosot ke level 1.3% dari 1.4% pada Oktober.
Harga obligasi AS naik tipis seiring data mengisyaratkan inflasi akan tetap di bawah target 2% The Fed untuk beberapa waktu ke depan. Hal ini menampik kemungkinan terjadinya tapering dalam waktu dekat. Beberapa analis beranggapan The Fed dapat mengurangi program stimulusnya setidaknya pada rapat berikutnya tanggal 17-18 Desember, meski pemangkasan terbesar diperkirakan akan terjadi pada awal 2014.
Walau terdapat tanda-tanda perekonomian AS mulai menguat, kecil indikasi tekanan harga akan segera meningkat, mengingat data yang masih kendur pada sektor pasar tenaga kerja.