EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 153.190   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,302.32/oz   |   Silver 26.76/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 3 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 3 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 11 jam lalu, #Saham AS

PM May Sepelekan Risiko No Deal Brexit, Pound Jatuh

Penulis

Menurut PM Theresa May, gagal untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa bukan berarti akhir dari segalanya.

Seputarforex.com - Poundsterling jatuh ke dekat level rendah satu tahun terhadap Euro, di sesi perdagangan Selasa (28/Agustus) sore ini. Penyebabnya adalah pernyataan Perdana Menteri Theresa May yang dinilai meremehkan konsekuensi No Deal dengan Uni Eropa dalam negosiasi Brexit.

may

 

PM May Sepelekan Dampak No Deal Brexit

"Gagal untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa bukan berarti akhir dari segalanya," kata PM Theresa May kepada awak media yang dikutip oleh Reuters.

Pernyataan May tersebut diduga merupakan tanggapan dari pernyataan Menteri Keuangan Philip Hammond, yang memperingatkan adanya "bahaya ekonomi" akibat No Deal Brexit.

Peringatan Hammond bukan tak berdasar. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan bahwa risiko No Deal Brexit masih dibicarakan di meja perundingan. Begitupun dengan PM Prancis yang juga telah meminta para menterinya untuk mempersiapkan langkah-langkah darurat apabila Inggris keluar dari UE tanpa kesepakatan.

Saat ini, potensi No Deal Brexit memang kian meningkat di mata para investor, sehingga banyak yang melakukan upaya hedging terhadap Poundsterling. Mata uang Inggris diperkirakan berisiko mengalami "penumpukan" apabila Inggris dibiarkan terisolasi dari Uni Eropa, yang merupakan mitra dagang terbesarnya. Posisi hedging ini makin menguat mendekati bulan Maret tahun depan yang menjadi tenggat waktu negosiasi.

"Indikator-indikator ekonomi Inggris memang cukup meningkat akhir-akhir ini, tetapi ketidakpastian politik yang melingkupi Brexit juga terlalu besar." kata analis CMC Markets, David Madden.

Ia menambahkan bahwa short-position pada Poundsterling kini mencapai jumlah yang tertinggi sejak pertengahan 2017.

 

Poundsterling Turun Terhadap Euro

Gara-gara pernyataan May tersebut, Poundsterling turun terhadap Euro, dengan EUR/GBP yang menunjukkan kenaikan dari 0.9060 ke 0.9071.

eurgbp

Sementara itu, GBP/USD jatuh ke kisaran 1.2882, setelah dalam beberapa hari terakhir naik memanfaatkan lemahnya Dolar AS. Meski demikian, penurunan pasangan mata uang tersebut cenderung masih terbatas atau belum menunjukkan sinyal reversal bearish yang kuat.

285068
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.