EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,057.02   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 6 jam lalu, #Saham AS

Powell The Fed Tegaskan Pentingnya Kebijakan Moneter Akomodatif

Penulis

Pidato Ketua The Fed Jerome Powell kali ini tidak terlalu berdampak pada pasar forex, tetapi menjawab sejumlah keraguan pasar tentang kebijakan moneter dan outlook ekonomi AS.

Seputarforex - Ketua Federal Reserve Jerome Powell tadi pagi (11/Februari) menegaskan kembali bahwa arah kebijakan moneter bank sentral akan tetap longgar untuk jangka waktu cukup lama. Ia menyatakan "sikap kebijakan moneter akomodatif yang telaten" berperan penting untuk mendongkrak pasar tenaga kerja dan ekonomi AS secara umum.

Federal Reserve Jerome Powell

"Juga penting adalah sikap kebijakan moneter akomodatif yang telaten, yang merangkul pelajaran-pelajaran dari masa lalu -tentang pasar tenaga kerja khususnya dan perekonomian secara lebih umum," ungkap Powell dalam forum The Economic Club New York terkait topik Kondisi Pasar Tenaga Kerja AS.

Dengan mengutip pernyataan The Fed tentang Strategi Kebijakan Moneter dan Target Jangka Panjang, Powell mengutarakan bahwa pasar tenaga kerja tidak akan menjadi satu-satunya pemicu bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunga di masa depan. Alasannya, full-employment saja tidak akan menyebabkan kenaikan inflasi hingga melebihi target.

"...kami tidak akan mengetatkan kebijakan moneter semata-mata untuk menanggapi pasar tenaga kerja yang kuat," tegas Powell.

Ia mengakui bahwa seiring dengan normalisasi aktivitas ekonomi AS pasca-pandemi, belanja konsumen mungkin melonjak dan mengakibatkan kenaikan tekanan inflasi. Tapi, ia berpendapat kenaikan inflasi tersebut tidak akan terlalu besar ataupun berkelanjutan. Dengan demikian, kebijakan moneter longgar berupa suku bunga nyaris nol dan Quantitative Easing masih tetap relevan.

Sang alumnus S1 Politik Universitas Princetown itu memaparkan lebih lanjut bahwa bank sentral tidak mengkhawatirkan defisit negara AS yang membengkak dalam waktu dekat akibat paket stimulus masif pemerintah, karena angka pengangguran juga masih sangat besar.

Katanya, "Kita masih jauh dari situasi di mana kita harus memperhitungkan kemampuan pemerintah mendanai dirinya sendiri... Kita akan terus menargetkan stabilitas harga dan ketenagakerjaan maksimum yang dapat dicapai. Masalah anggaran federal tidak berperan dalam pertimbangan kami."

Pidato Ketua The Fed Jerome Powell kali ini tidak terlalu berdampak pada pasar forex, tetapi secara tak langsung menjawab keraguan pasar terhadap dukungan stimulus bagi perekonomian dan menjernihkan sejumlah spekulasi yang mulai beredar terkait bahaya defisit ganda AS serta reflasi yang berlebihan. Saat berita ditulis sebelum pembukaan sesi Eropa, EUR/USD bergerak nyaris flat pada kisaran 1.2128. Pasangan-pasangan mata uang mayor lain juga masih relatif kalem dengan melanjutkan penguatan tipis versus USD yang telah berlangsung sejak awal pekan.

Download Seputarforex App

295164
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.