EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 2 jam lalu, #Saham AS

RBA Pertahankan Suku Bunga 1.75%, AUD/USD Menjulang

Penulis

Tingkat suku bunga Australia diputuskan untuk tidak diubah pada hari Selasa (07/Juni) ini setelah rapat Dewan RBA hari ini. AUD/USD melonjak hingga 0.64 persen ke posisi 0.7411 sebelumnya di posisi 0.7365. RBA menyoroti masalah inflasi dan nilai tukar Dolar Australia.

Tingkat suku bunga Australia diputuskan untuk tidak diubah pada hari Selasa (07/Juni) ini setelah rapat Dewan RBA yang dipimpin oleh Gubernur RBA, Glenn Stevens. Tingkat suku bunga RBA masih dipertahankan pada level 1.75 persen. Bank Sentral tersebut pun tampak tidak memberikan sinyal akan pemotongan suku bunga lagi.

RBA
Menyusul kabar ini, Dolar Australia pun melonjak naik. AUD/USD melonjak hingga 0.64 persen ke posisi 0.7411 setelah kebijakan moneter RBA diumumkan. Sebelumnya, pair tersebut menduduki posisi 0.7365.

"Dengan memperhitungkan informasi yang ada, dan setelah pelonggaran kebijakan moneter pada pertemuan bulan Mei lalu, Dewan menilai bahwa mempertahankan kebijakan yang ada dan tak mengubahnya pada pertemuan kali ini, akan konsisten dengan keberlanjutan pertumbuhan perekonomian dan pengembalian inflasi pada target dalam beberapa waktu," kata RBA.

Sebelumnya, mayoritas pasar mengekspektasikan tingkat suku bunga akan dikurangi lagi, dengan kemungkinan waktu pelaksanaan pada rapat RBA pada bulan Agustus mendatang menyusul rilisnya laporan CPI untuk bulan Juni pada akhir Juli nanti.

"Rendahnya tingkat suku bunga telah mendukung permintaan domestik, dan nilai tukar yang lebih rendah secara keseluruhan telah membantu sektor perdagangan. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan dari sektor kredit hingga bisnis mengalami kenaikan, bahkan di level rumah tangga pun ikut mengalami sedikit kenaikan. Faktor-faktor ini semuanya membantu perekonomian untuk membuat penyesuaian kebutuhan ekonomi, walaupun apresiasi terhadap nilai tukar (Dolar Australia) tampak akan menyulitkan," kata Stevens.


Rendahnya Inflasi Masih Menghalangi

Menguatnya nilai tukar mata uang Australia tak hanya mengancam outlook pertumbuhan Australia tetapi juga dapat menunda pemulihan inflasi Australia ke level target 2-3 persen. Inflasi Konsumen utama Australia melambat dari 1.7 persen menjadi 1.3 persen di kuartal pertama, sementara ketiga pengukuran inlfasi inti menunjukkan adanya penurunan di bahwa level target tersebut.

"Inflasi masih cukup rendah. Mengingat kurangnya pertumbuhan dalam biaya tenaga kerja dan sangat rendahnya tekanan harga di sejumlah negara lain di dunia, hal ini diekspketasikan masih akan menjadi masalah ke depannya." kata RBA lagi.

266085
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.