EUR/USD 1.076   |   USD/JPY 152.880   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,301.93/oz   |   Silver 26.84/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 2 hari, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 2 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 2 hari, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 2 hari, #Saham AS

Retail Sales Jepang Tumbang Akibat Covid-19

Penulis

Pembatasan yang diterapkan pemerintah Jepang pada bulan April berdampak buruk terhadap sektor penjualan ritel. Namun, Yen justru menguat karena didukung sentimen risk-off.

Seputarforex - Pada hari Jumat (29/Mei), Biro Statistik Jepang mempublikasikan data Penjualan Ritel bulan April yang terperosok dari -4.7 persen ke -13.7 persen dalam basis tahunan (Year-over-Year). Hasil ini lebih buruk ketimbang forecast -11.2 persen, dan menandai penurunan paling tajam lebih dari 2 dekade terakhir atau sejak Maret 1998.

Retail Sales Jepang Tumbang Akibat

Sektor penjualan ritel yang terpuruk di awal kuartal kedua tahun ini sebagian besar dipicu oleh penurunan tajam pada permintaan konsumen, terutama untuk barang umum, pakaian, hingga kendaraan bermotor. Hal ini disebut-sebut sebagai dampak lanjutan dari status darurat nasional Covid-19 yang diumumkan oleh PM Shinzo Abe pada awal April lalu. Akibatnya, rantai pasokan pun terganggu dan data fundamental lainnya di bulan April ikut mengalami kemerosotan.

Output pabrik Jepang misalnya, mengalami penurunan 9.1 persen sekaligus menorehkan rekor terburuk sejak dimulainya pencatatan data tersebut pada tahun 2013. Anjloknya produksi sektor industri disebabkan oleh penurunan output pabrik otomotif, besi, dan baja. Permintaan otomotif dari pasar global yang ambruk juga disinyalir menjadi faktor utama yang menekan penurunan output industri Jepang.

Menanggapi rentetan rilis suram data ekonomi dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah Jepang pada minggu ini akan menghapus status darurat nasional dan menggelontorkan stimulus tahap kedua senilai 1.1 Triliun Yen. Langkah ini menggenapkan jumlah total dana penanggulangan ekonomi akibat pandemi covid-19 menjadi 2.2 Triliun Yen, setara 40 persen dari GDP Jepang.

 

Sentimen Risk-Off Dominan, USD/JPY Melemah

Rilis suram data ekonomi di atas tidak menekan pergerakan mata uang Yen terhadap Dolar AS. Sebaliknya, Yen terpantau menguat sebagaimana tercermin pada pergerakan USD/JPY pagi ini. Pair tersebut diperdagangkan di kisaran 107.42, melemah 0.17 persen dari harga Open harian. Sentimen risk-off di tengah gejolak geopolitik AS-China menjadi penopang permintaan terhadap Yen Jepang sebagai safe haven.

Retail Sales Jepang Tumbang Akibat

Download Seputarforex App

292995
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.