iklan | iklan |
Data Retail Sales (penjualan ritel) adalah salah satu laporan ekonomi fundamental penting yang selalu diperhatikan pelaku pasar finansial, termasuk para trader forex. Indikator ini menunjukkan level pengeluaran konsumen yang merupakan komponen penting penggerak aktivitas perekonomian suatu negara, sehingga pengaruh Retail Sales terhadap kurs mata uang cukup besar.
Umpamanya di Amerika Serikat, pengeluaran konsumen mengambil porsi 70 persen dari seluruh aktivitas perekonomian, dan sepertiganya dihasilkan dari penjualan ritel. Jika konsumen banyak membelanjakan uangnya, maka perekonomian akan terus tumbuh. Dengan kata lain, peningkatan data Retail Sales bisa berpengaruh positif pada nilai tukar. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Jenis-Jenis Data Retail Sales
Data Retail Sales (laporan penjualan ritel) biasanya terdiri atas dua bagian, yaitu:
- Penjualan ritel inti (Core Retail Sales) yang tidak memasukkan perhitungan penjualan otomotif.
- Penjualan ritel total (Retail Sales) yang mencakup data keseluruhan, termasuk penjualan otomotif.
Antara data inti dan total, analis dan trader biasanya lebih memperhatikan data inti karena penjualan otomotif yang cenderung volatile.
Di Amerika Serikat, penjualan ritel total dinamakan "Advance Retail Sales", sedangkan di beberapa negara lain disebut dengan "Retail Sales" saja. Penjualan otomotif mengambil porsi 20% dari penjualan retail total. Meski demikian, data Retail Sales sangat sedikit sekali memperhitungkan pengeluaran konsumen di sektor jasa; hanya sebagian kecil saja dari konsumsi total yang dimonitor oleh indikator ini.
Selain dibagi atas Core Retail Sales dan total Retail Sales, rincian data penjualan ritel terbagi atas dua item, yaitu:
- Barang-barang konsumsi yang tahan lama (consumer durable goods), yaitu jumlah nilai total produk-produk yang diharapkan bisa bertahan hingga 3 tahun,
- barang-barang konsumsi yang tidak tahan lama (consumer non-durable goods) untuk produk-produk yang ketahanannya kurang dari 3 tahun.
Di AS data penjualan ritel dirilis oleh biro sensus (U.S. Census Bureau) dan menunjukkan persentase perubahan total nilai penjualan di sektor ritel dalam periode tertentu. Di AS dan beberapa negara lain, data ini dirilis tiap bulan, biasanya sekitar dua minggu setelah bulan penghitungan berakhir. Artinya, data Mei akan dirilis di pertengahan Juni; data Juni akan dirilis di pertengahan Juli, dan seterusnya.
Pengaruh Data Retail Sales Dalam Forex
Data Retail Sales selalu diperhatikan trader forex dan pengamat dalam analisa fundamental. Kenapa? Karena, data penjualan ritel memberikan gambaran mengenai tren daya beli konsumen yang akan berdampak langsung pada kekuatan perekonomian suatu negara.
Secara umum, jika data penjualan ritel lebih baik dari yang diperkirakan, maka hal tersebut mengindikasikan ekonomi yang sedang tumbuh. Dengan banyaknya produk pabrikan yang diserap konsumen, maka pendapatan perusahaan-perusahaan akan meningkat. Peningkatan pendapatan perusahaan membuat mereka kemudian bisa berekspansi dengan menaikkan gaji pegawai, membuka pabrik baru, menciptakan inovasi produk anyar, maupun membuka lowongan kerja yang lebih banyak. Semua ini merupakan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi.
Tumbuhnya perekonomian mencerminkan kekuatan daya beli konsumen dan kecenderungan naiknya tingkat inflasi. Kuatnya perekonomian akan menyebabkan menguatnya nilai tukar mata uang negara tersebut, sedangkan naiknya inflasi akan menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga acuan.
Sebaliknya, data penjualan ritel yang turun menjadi lebih kecil dibandingkan angka estimasi maupun angka di periode sebelumnya, mengindikasikan perekonomian sedang mengalami kontraksi (perlambatan). Jika kontraksi terjadi terus-menerus, artinya konsumen enggan mengeluarkan dananya untuk berbelanja. Pengaruh Retail Sales yang kian lama kian buruk bisa mengakibatkan perusahaan-perusahaan menutup pabrik, melakukan pemecatan karyawan (PHK), ataupun memangkas tunjangan pekerja, hingga mengakibatkan resesi.
Dalam situasi perekonomian yang terkontraksi seperti itu, maka dapat menyebabkan bank sentral menurunkan tingkat suku bunganya dengan harapan agar orang-orang membelanjakan uang mereka alih-alih menabungkannya di bank. Pada gilirannya, penurunan suku bunga akan makin memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
Komentar : 11