Meskipun ECB memutuskan untuk tidak menambah stimulus, namun notulen yang dirilis setelah pengumuman kebijakan tersebut mengungkap adanya perbedaan pendapat di kalangan petinggi ECB. Berdasarkan notulen pertemuan antara petinggi Bank Sentral Eropa pada hari Kamis (14/1), sebagian dari anggota ECB setuju serta mendukung terjadinya pemangkasan deposito rate lebih dalam lagi serta dilakukannya pembelian obligasi bulanan.
Kesimpulan dari pertemuan yang diadakan Kamis siang waktu setempat, beberapa anggota beranggapan bahwa pemangkasan bunga simpanan dan QE akan memperkuat dampak pelonggaran moneter yang sudah dilakukan ECB pada tahun 2015 silam.
Dukungan tersebut mengalir dari para anggota European Central Bank menyusul laju pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja di negara-negara anggota Euro masih jauh dari harapan dan harga yang cenderung stagnan sehingga menyulitkan kenaikan laju inflasi menuju batas yang diinginakn ECB.
Padahal pada bulan Desember 2015 lalu, Mario Draghi selaku presiden ECB telah memangkas suku bunga deposito menjadi minus 0.3 persen namun tetap saja tidak berpengaruh banyak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi zona Euro. Draghi juga menambahkan saat itu bahwa program QE masih akan berlanjut setidaknya hingga tahun 2017 mendatang.
Saat itu, Mario Draghi juga berpendapat bahwa dengan melakukan kalibrasi ulang jumlah kucuran stimulus moneter tersebut akan mengenjot tingkat inflasi hingga sedikit dibawah 2 persen yang mana sesuai target ECB sejak lama. Namun demikian, penurunan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir ini sepertinya semakin menyuramkan outlook yang telah dibuat Draghi tersebut.
Pertemuan antara petinggi ECB selanjutnya guna membahas kembali kelanjutan program QE ini akan berlangsung pada 21 Januari 2016 mendatang. Apabila beberapa data ekonomi tidak kunjung membaik, maka bisa saja keputusan selanjutnya kembali dovish.
Klaim Pengangguran AS membengkak, Greenback Justru Menguat
Selain itu pada Kamis malam ini dirilis pula data klaim pengangguran AS yang naik tipis menjadi 284k dari periode sebelumnya yang hanya 277k. Data klaim pengangguran yang baru saja dirilis ini juga mematahkan ekspektasi ekonom yang memprediksi akan berkurang menjadi 275k. Meskipun data klaim pengangguran AS tersebut "merah", namun tidak membuat posisi greenback terhadap Euro melemah. Terpantau pair EUR/USD sempat menguat namun kembali melemah dan saat ini diperdagangkan di level 1.0909, lebih rendah daripada level pembukaan sesi New York yang sempat berada di harga 1.0942.