Perekonomian AS, dalam pembacaan kedua, dilaporkan menyusut sebesar 0.7% selama kuartal pertama tahun 2015, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Itu artinya, angka tersebut lebih baik dari ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan penurunan akan terjadi sebesar 0.9%.
Walaupun tampak mengecewakan, perkiraan kedua kontraksi pertumbuhan ekonomi Q1 tidak secara signifikan mengubah pandangan kita tentang pertumbuhan ekonomi AS. Kontraksi ini secara luas diantisipasi dengan revisi datang tepat di mana kita antisipasi mereka dengan beberapa hal terkait dengan faktor sementara pada kuartal tersebut. Selain revisi ke bawah diantisipasi, revisi ke atas untuk investasi merupakan tanda yang menggembirakan.
Jebloknya GDP AS QI Sudah Diprediksi
The Fed telah memperkirakan jebloknya GDP kwartal pertama sehingga tetap pada rencananya untuk mulai menaikkan suku bunga pada paruh kedua tahun ini. Sementara sampai saat ini bank sentral negara mata uang utama menyatakan estimasi waktu kenaikan suku bunga dan dipastikan tidak ada yang mendahului The Fed dalam kenaikan suku bunga, sehingga dengan alasan inilah sentimen terhadap Dolar AS sementara ini akan tetap tinggi.
Terpantau Indeks Dolar AS kembali ke level 97 pada awal perdagangan pekan ini, setelah dua hari sebelumnya tertekan ke ke angka 96. Bloomberg mengemukakan dolar AS melaju, setelah muncul spekulasi The Fed akan segera menaikkan Fed Rate.
Matt Weller, Analis Capital Gain Holdings Inc Unit Forex.com seperti dikutip Bloomberg, Senin (1/6/2015) mengatakan, "Dolar uptrend kembali. Pasar meyakini Fed Rate naik tahun ini, berdasarkan komentar terbaru". Sementara itu, pergerakan USD di pekan ini akan terpengaruhi oleh rilisdata Non-Farm Payrolls, indeks ISM Manufacturing PMI dan Jobless Claims AS.