Defisit perdagangan Jepang pada bulan September tercatat lebih buruk daripada perkiraan 114.48 miliar Yen akibat melambatnya sektor ekspor khususnya ke China. Data perdagangan yang dirilis hari Rabu (21/10) ini menunjukkan kenaikan ekspor yang hanya 0.6 persen dari satu tahun sebelumnya ke angka 6.42 miliar Yen. Sektor impor juga melorot sebanyak 11% sejumlah 6.53 miliar Yen.
Sejumlah ekonom telah meramalkan bahwa neraca perdagangan Jepang akan berada dalam teritori positif untuk bulan ini, tetapi melambatnya perekonomian China hingga sekarang ini menghambat pemulihan dalam sektor ekspor, serta menambah tekanan ke bank sentral Jepang (BOJ) untuk memperluas stimulus moneter demi menghidupkan kembali pertumbuhan.
Ekspor ke China jeblok hingga 3.5 persen dari satu tahun sebelumnya, menjadi 1.11 miliar Yen. Sementara itu, ekspor ke AS justru melonjak hingga 10.4 persen ke angka 1.28 miliar Yen, sehingga AS kini menjadi partner perdagangan mancanegara terbesar bagi Jepang. Impor dari AS ke Jepang menurun 0.1 persen ke angka 617 miliar Yen.
Neraca perdagangan Jepang telah mengalami peningkatan dengan merosotnya harga minyak mentah dan jenis-jenis bahan bakar minyak yang lainnya. Pada bulan September, impor minyak, gas, dan batu bara jeblok 36 persen dari setahun sebelumnya.
Defisit perdagangan Jepang pada bulan September tahun 2014 berada senilai 961.98 miliar Yen. Pada bulan Agustus, defisit Jepang mencapai 569 miliar Yen. Survei manufaktur oleh Capital Economic yang dikutip oleh Japan Today, menunjukkan bahwa volume ekspor akan terus merosot dalam beberapa bulan ke depan.
USD/JPY Sedikit Tergelincir
Merespon laporan tersebut, USD/JPY tampak datar dengan Yen yang sedikit menguat dalam timeframe H1. USD/JPY menurun 0.03 persen ke angka 119.82.