EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,306.88/oz   |   Silver 26.81/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 33 menit lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 35 menit lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 35 menit lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 36 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 7 jam lalu, #Saham AS

Vlieghe BoE: Inggris Rugi 800 Juta Per Minggu Karena Brexit

Penulis

Gertjan Vlieghe dari bank sentral Inggris (BoE) menyatakan bahwa ketidakpastian Brexit telah mempengaruhi pengambilan kebijakan suku bunga, selain efek lainnya.

Sebuah celetukan bombastis disampaikan oleh Dr Gertjan Vlieghe, salah satu anggota rapat kebijakan moneter bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), dalam pidatonya hari Kamis ini (14/Februari). Sambil bercanda, ia menyampaikan bahwa jika diperhitungkan secara nominal, lenyapnya prospek pertumbuhan GDP Inggris sebesar 2 persen sejak dimulainya Brexit bisa jadi sama dengan 800 juta Pounds per minggu.

Gertjan Vlieghe

Dalam pidatonya, Vlieghe memaparkan dampak ekonomi dari rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) secara blak-blakan. Menurutnya, pada awalnya perusahaan-perusahaan bersikap "business as usual" dalam merespons rencana Brexit. Namun, sikap mereka berubah seiring dengan makin dekatnya tenggat waktu yang telah ditentukan (29 Maret). Sementara itu, perilaku konsumen pada umumnya tak mengalami perubahan signifikan.

Ketika ditanya mengenai seberapa cepat BoE akan menaikkan suku bunga, Vlieghe mengingatkan bahwa kondisi ekonomi Inggris masih melambat, sehingga ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukannya. BoE perlu menyaksikan stabilisasi data-data ekonomi terlebih dahulu, sebelum melakukan perubahan kebijakan. Namun, secara umum, semuanya tergantung pada Brexit.

Sebagaimana dikutip oleh The Guardian, Vlieghe mengungkapkan, "Jika sebuah kesepakatan pengunduran (Inggris dari Uni Eropa) dicapai, keyakinan (investor) melejit dan investasi bisnis reli, maka boleh jadi tak butuh waktu lama bagi suku bunga untuk dinaikkan. Namun, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan kejelasan tentang Brexit, dan perusahaan-perusahaan membutuhkan waktu lebih lama (pula) untuk merespons, maka suku bunga pinjaman (yang saat ini berada pada 0.75 persen) bisa tetap rendah dalam waktu lebih lama."

Saat berita ini ditulis, sekitar 30 menit setelah pidato Vlieghe, pasangan mata uang GBP/USD mencatat penurunan intraday sebesar 0.14 persen ke kisaran 1.2827. Poundsterling juga cenderung tertekan versus Yen dan Euro. Bahkan, EUR/GBP meroket ke level 0.8788, setelah data GDP Zona Euro Kuartal IV/2018 dirilis sesuai ekspektasi.

287398
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.