Presiden ECB, Mario Draghi, telah menyerukan serangkaian aturan ekonomi baru bagi Zona Euro dalam pidatonya di London, Rabu (09/07) malam. Peraturan tersebut dirancang untuk mendorong integrasi ekonomi dalam kawasan yang mencakup 18 negara tersebut. Di samping itu, tujuan utamanya adalah untuk menghindarkan Zona Euro dari kesenjangan ekonomi yang berujung pada krisis utang pemerintah antar negara.
Integrasi Ekonomi Zona Euro
Proposal ECB untuk mengubah struktur Zona Euro sejatinya bukanlah hal yang mengejutkan. Draghi dan para pejabat ECB memang telah lama berminat untuk mengintegrasi perekonomian 18 negara pengguna mata uang tunggal (Euro).
Untuk mewujudkannya, jajaran pemerintah di masing-masing negara Zona Euro diminta untuk segera bertindak meningkatkan daya saing perekonomian mereka. ECB bercita-cita untuk mereformasi sistem yang ada saat ini, karena cenderung timpang. Sebut saja, Finlandia saat ini sukses menduduki peringkat 3 negara dengan daya saing ekonomi tertinggi di dunia, sangat kontras dengan Yunani yang terpuruk di peringkat 91.
Publik Sangsi
Sayangnya, wacana dari orang nomor satu di Bank Sentral Eropa ini tak banyak membantu bagi performa Euro sejak malam tadi. Di sesi Asia pagi ini, EUR/USD menduduki level 1.3600, menurun dari posisi sebelumnya di 1.3609. Banyak pihak yang menyangsikan reformasi yang digagas oleh ECB ini, karena dirasa akan sulit untuk diimplementasikan. Terlebih jika mengingat bahwa bank terbesar di Portugal juga kembali dikabarkan tersandung masalah gagal bayar utang. Pendeknya, krisis utang di Zona Euro belum berakhir.