Yen sedikit melemah di sesi Asia Rabu (17/06) hari ini meskipun defisit neraca perdagangan lebih sempit dibandingkan dengan ekspektasi. USD/JPY sedikit naik 0.05 persen ke angka 123.44, setelah Jepang mengumumkan bahwa data neraca perdagangannya pada bulan Mei lalu menunjukkan defisit sebanyak 216 miliar Yen, atau sedikit lebih kecil dibandingkan ekspektasi defisit sebesar 226 miliar Yen. Selain itu, pada sesi perdagangan Amerika malam tadi Dolar AS terpantau menguat setelah laporan building permits AS. Periode saat ini mencatatkan rekor tertinggi di level 1.28 juta. Hasil ini merupakan pencapaian tertinggi sejak bulan Agutus 2007.
Ekspor Menurun
Defisit neraca perdagangan Jepang kali ini merupakan yang kedua bulan berturut-turut setelah defisit sebanyak 53 miliar Yen pada bulan April dan surplus luar biasa sebanyak 227.4 miliar Yen pada bulan Maret, yang juga merupakan surplus yang pertama kali dalam 33 bulan. Ekspor Jepang meningkat namun dengan laju yang paling lambat di bulan Mei sejak penurunan di bulan Agustus tahun lalu, sehingga meredam pemulihan di negara perekonomian terbesar ketiga di dunia tersebut.
Nilai pengiriman keluar negeri naik sebesar 2.4% dari satu tahun yang lalu, berdasarkan laporan dari Kementerian Keuangan Jepang pada hari Rabu, berada di bawah estimasi untuk kenaikan 3%. Volume dari ekspor turun untuk pertama kalinya sejak Februari, turun 3.8%. Analis sebuah bank di Tokyo mengatakan bahwa kenaikan ekspor yang lebih lemah dari perkiraan merefleksikan lambatnya pemulihan global. BOJ akan terus memantau dengan seksama risiko yang akan terjadi.
Yen melorot kemarin setelah Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa dirinya tidak akan membuat penilaian apapun mengenai level-level nominal Yen, atau juga memprediksi tindakan yang akan diambil dalam beberapa waktu ke depan, meskipun pada minggu lalu, Kuroda sempat berkomentar di hadapan parlemen bahwa Yen saat ini sudah sangat lemah.