Yen masih mempertahankan penguatannya di Kamis (11/06) hari ini dan memperpanjang bullishnya terhadap Dolar AS dan Dolar New Zealand, yang tengah tertekan akibat pemotongan tingkat suku bunga yang mengejutkan oleh RBNZ pagi tadi.
Dolar Terhadap Yen
USD/JPY diperdagangkan pada posisi 122.75 yen, atau telah merosot sebanyak 1.3 persen pada Rabu kemarin, mencetak kemerosotan satu hari terbesarnya dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Pair tersebut diperdagangkan di posisi 123.15 pada pagi ini, telah naik sekitar 0.42 persen. Dolar AS pada sesi sebelumnya memang sedikit menguat.
Para investor buru-buru melepaskan posisi bearish Yen pada Rabu kemarin, setelah Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda, berpidato dan menyinggung masalah tajamnya pelemahan nilai tukar, dan mengatakan bahwa Yen sudah terlalu lemah. Kuroda juga menegaskan bahwa nilai tukar mata uang harus merefleksikan fundamental-fundamental ekonomi.
Dolar Terhadap Euro
Euro juga tergerus tepat di bawah posisi 139.00 Yen, menyusul penurunan terbesarnya dalam waktu lebih dari dua bulan terakhir. Sedangkan terhadap Dolar AS, mata uang single currency tersebut masih menguat di posisi $1.1325, masih disebabkan oleh optimisme bahwa Yunani sudah mendekati kesepakatan dengan para kreditornya, serta menguatnya imbal hasil obligasi Jerman. Imbal hasil obligasi Jerman meroket ke level tertingginya sejak bulan September menyempitkan gap-nya dari obligasi AS. Yield-yield obligasi Jerman berperan sebagai acuan di pasar finansial Eropa, sehingga, kenaikan imbal hasilnya akan mendorong Euro terhadap Dolar. Kenaikan imbal hasil terjadi karena turunnya harga.