EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,116.76   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 1 jam lalu, #Saham AS

Fed Powell: Volatilitas Pasar Takkan Hentikan Rencana Rate Hike Lanjutan

Penulis

Powell cenderung meremehkan volatilitas market yang terjadi beberapa waktu lalu, dan memandang hal itu tidak akan membebani outlook perekonomian AS.

Ketua The Fed Jerome Powell berkesempatan memberi laporan semi-tahunan di hadapan Komite House Financial Services pada hari Selasa (27 Februari) pagi waktu setempat. Powell secara garis besar memandang positif prospek ekonomi AS, dan meremehkan kekhawatiran atas volatilitas pasar yang baru-baru ini terjadi. Menurutnya, hal itu tak akan mempengaruhi rencana Rate Hike lanjutan.

 

Fed Powell : Volatilitas Pasar Tidak

Pandangan Powell ini disampaikan untuk yang pertama kali sejak dirinya menjadi orang nomor satu di Bank Sentral AS. Powell menekankan bahwa pasar tenaga kerja tetap kokoh, belanja konsumen solid, dan tingkat upah pekerja semakin meningkat, sehingga tidak ada alasan bagi Fed menunda pelaksanaan Rate Hike, yang kemungkinan besar dilakukan pada Maret mendatang.

Selain memuji kondisi pasar tenaga kerja, belanja konsumen, dan tingkat upah yang semakin membaik, Powell turut menyoroti peningkatan ekspor dan stimulus fiskal sebagai "Tailwinds" yang akan mendorong perekonomian. Terkait gejolak yang terjadi awal tahun ini, sosok pengganti Janet Yellen itu hanya menganggapnya sebagai "Dramatic Swing" yang tidak akan membebani outlook perekonomian. Karena itu, ia tetap mempertahankan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga lanjutan.

"Setelah melemah secara substansial selama 2017, kondisi keuangan AS kini telah membalikkan beberapa pelemahan sebelumnya", ucap Jerome Powell. "Pada titik ini, kita tidak melihat perkembangan ini sebagai beban pada prospek aktivitas ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi. Faktanya, outlook ekonomi tetaplah kuat," tambahnya kemudian.


Menyoal Kenaikan Inflasi Yang Meresahkan

Ekonom berpendapat, ucapan Powell merupakan isyarat yang menunjukan bahwa kokohnya data-data ekonomi akan semakin meningkatkan keyakinan Fed untuk mencapai target Inflasi yang selama ini berada di tingkat rendah. Sejak lama, Fed mematok target inflasi sebesar 2 persen. Namun demikian, kenaikan inflasi baru-baru ini justru membuat sejumlah investor khawatir. Pasalnya, Bank Sentral bisa melampaui kenaikan inflasi secara cepat melewati target 2 persen.

Menanggapi hal ini, Powell menggambarkan risiko terhadap prospek ekonomi cenderung "kurang seimbang". Ia menegaskan jika Fed akan tetap memantau inflasi dengan seksama, dan mengungkapkan harapannya agar upah dapat meningkat lebih cepat dari ekspektasi.

282594
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.