EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,123.31   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 19 detik lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 7 menit lalu, #Saham AS

Manufacturing PMI AS Kembali Terperosok, Greenback Tetap Perkasa

Penulis

Walaupun anjlok ke level 52.7 para manajer tetap optimis. Terbukti level indeks tetap berada di atas level 50 yang menjadi pagu indikasi ekonomi sedang ekspansi.

Harapan untuk bergerak naik atas data Indeks PMI Manufaktur malam ini harus pupus di level 52.7. Padahal periode bulan sebelumnya indeks sudah melenggang ke tingkat 53.5. Walaupun hasil survei ini bergerak naik turun selama tahun ini, namun terlihat dalam penggambarannya para manajer pembelian tetap optimis. Terbukti level indeks tetap berada di atas level 50 yang menjadi pagu indikasi ekonomi sedang ekspansi.

Manufacturing PMI AS Kembali Terperosok,


Kestabilan Masih Ditunggu

Banyak analis dan ekonom sudah memberikan proyeksi-proyeksi positif mereka terhadap perekonomian AS Namun di sisi lain ternyata masih muncul fakta-fakta survei yang menunjukkan hasil yang berlawanan. Malam ini salah satunya, para manajer yang disurvei oleh lembaga independen ISM tidak dapat memungkiri bahwa kinerja perekomonian AS masih belum bertumbuh stabil. Dalam instituteforsupplymanagement.org, lembaga yang menyurvei indeks ini, terpampang data untuk sektor tenaga kerja masih mengalami perlambatan. Salah satu sub sektor yang berkaitan dengannya adalah tingkat upah yang masih belum tumbuh sesuai harapan.

Dalam Bloomberg.com disampaikan, memang sudah terjadi perbaikan di sisi kepercayaan konsumen dan tingkat pengangguran juga sudah dapat ditekan stabil sepanjang tahun. Akan tetapi, masih terdapat ganjalan di sektor kenaikan tingkat upah. “Kepercayaan konsumen boleh membaik, para pengangguran sudah mendapatkan pekerjaan mereka kembali, tapi upah yang mereka terima hanya bertambah sekitar 0.2 persen. Angka ini malahan lebih rendah daripada perolehan kwartal peertama kemarin”, demikianan Denise Morrison, ekonom dari Campbell Soup Co. mengatakan kepada situs berita ekonomi tersebut. Seperti sudah diketahui, selama beberapa waktu belakangan ini The Fed cukup disibukkan dan cenderung sensitif dengan data yang berkaitan dengan tenaga kerja termasuk upahnya.

Faktor tenaga kerja juga baru sebagian dari pesimisme para analis yang berbeda sudut pandang terhadap kondis perekonomian AS beberapa waktu ini. Ekonom lain yang mengamini pendapat tersebut antara lain Stephen Stanley dari Amherst Pierpont Securities. Beliau melihat faktor penguatan dolar AS masih menjadi batu sandungan bagi perusahaan-perusahaan terutama yang berorientasi ekspor dalam kegiatan ekspansinya. “Ini baru sebagian hal yang harus dijadikan indikator masih berisikonya perekonomian dalam negeri kita. Sebentar lagi kita harus menikmati suku bunga acuan yang diprediksi naik tahun ini, apakah hal tersebut tidak menjadi kekhawatiran bersama? Sekarang saja mata uang kita sudah sedemikan perkasa, bagaimana dengan saat itu nanti?” begitu beliau menyampaikan kepada wbponline.com.


Greenback Belum Bereaksi

Tak banyak yang bisa disaksikan dari keperkasaan dolar AS hari ini. Mungkin hanya terhadap Sterling yang paling terlihat sedikit gairah investor untuk mendukung penguatan Greenback. Saat pasar Eropa dimulai, Sterling yang dibuka hari ini pada kisaran 1.5620 semakin anjlok sampai lebih dari 0.3 persen. Ini tentu saja menjadi pertanyaan, karena di saat yang sama hari ini, Sterling juga mendapatkan sentimen yang cukup menggembirakan dari pencapaian indeks Manufacturing PMI nya. Mungkin saja kedua sentimen ini beradu kuat dan Greenback tetap masih berda dalam kondisi yang lebih baik daripada Sterling di mata investor.

241526
Penulis

Kukuh Raharjo aktif sebagai penulis berita dan artikel di Seputarforex.com sejak tahun 2014 serta aktif juga sebagai freelance di dunia social media promotion. Sambil masih bertrading forex online, Kukuh Raharjo juga menggeluti dunia blogging dengan posisinya sebagai pengisi konten lepas.