EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.69   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 16 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 17 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 17 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 24 menit lalu, #Saham AS

Mario Draghi: Outlook Inflasi Zona Euro Masih Tak Pasti

Penulis

Pimpinan Bank Sentral Eropa mengatakan outlook inflasi di Zona Euro masih tidak pasti. Volatilitas nilai tukar telah membuat gambaran inflasi menjadi sulit untuk diketahui.

Di hadapan Komite Masalah Ekonomi Dan Moneter (Economic and Monetary Affairs/ECON) di Parlemen Eropa di Brussels (25/September), pimpinan ECB Mario Draghi mengatakan bahwa outlook inflasi di Zona Euro masih tidak pasti. Volatilitas nilai tukar baru-baru ini telah membuat gambaran inflasi menjadi sulit untuk diketahui.

Mario Draghi : ECB Lebih Percaya Diri

"Secara keseluruhan, kami lebih yakin kalau inflasi pada akhirnya akan kembali naik menuju laju inflasi yang kami inginkan, tetapi kami juga mengetahui bahwa untuk itu, dibutuhkan stimulus moneter dalam jumlah yang cukup substansial, agar jalur kenaikan inflasi dapat diwujudkan," ungkap Mario Dragi.

Pidato Draghi tersebut mengindikasikan bahwa ECB kukuh untuk mempertahankan kebijakan moneter saat ini hingga target inflasi tercapai. Di saat yang sama, ia juga menekankan masih ada risiko terkait nilai tukar mata uangnya yang belakangan bergerak volatile akibat situasi politik di Eropa.

 

Merkel Berupaya Bangun Koalisi Di Parlemen

Angela Merkel kembali menjabat sebagai Kanselir Jerman untuk periode ke-4 setelah Pemilu Jerman memenangkan partai yang dipimpin oleh wanita kelahiran 17 Juli 1954 tersebut. Namun demikian, dukungan terhadap partai sayap kanan yang naik signifikan, serta pecahnya koalisi dengan partai unggulan kedua, membuat Merkel harus berupaya membangun koalisi baru di Parlemen.

Kekalahan partai yang dipimpin oleh Merkel disebabkan oleh karena kesalahannya selama dua tahun terakhir yang memperbolehkan imigran memasuki Jerman, sedangkan hal itu ditentang oleh partai Sayap Kanan yang sangat "Anti Imigran".

Sentimen negatif sebagian besar warga Jerman terhadap keberadaan Imigran –terutama setelah meningkatnya serangkaian aksi teror di sejumlah negara Uni Eropa– harus dibayar mahal oleh Merkel. Suara partai konservatifnya merosot sebanyak 8.3 persen menjadi 33 persen saja, capaian terburuk sejak 1943 silam.

Investor merasa khawatir terhadap posisi Angela Merkel yang lemah di Pemerintahan saat ini sehingga meningkatkan ketidakpastian. Mata uang Euro terpantau bergerak melemah di awal pekan, terlihat dari pair EUR/USD yang kini berada di level 1.1885, atau bergerak menjauhi level high harian 1.1935

280361
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.