Penjualan Ritel AS selama Oktober terlihat stabil dan melebihi estimasi ekonom, menurut data yang dirilis Biro Sensus pada hari Selasa (15/11) pagi waktu setempat. Pergerakan Greenback pun semakin kokoh versus mata uang utama, khususnya terhadap Euro, Poundsterling, Aussie dan Kiwi.
Retail Sales negeri Paman Sam tercatat tumbuh cukup menyakinkan sebanyak 0.8 persen selama bulan Oktober, atau lebih baik dari prediksi ekonom melalui jajak pendapat yang dilakukan Reuters sebelumnya sebesar 0.6 persen. Rilis penjualan Ritel bulan September juga direvisi naik dari 0.6 persen menjadi 1.0 persen dimana hal ini semakin mendukung momentum dollar AS untuk semakin menguat terhadap major currency.
Kondisi serupa juga terjadi pada Core Retail Sales (diluar sektor otomotif) yang tumbuh 0.8 persen, melewati estimasi ekonom 0.5 persen dan Penjualan Ritel Inti bulan September juga direvisi naik dari 0.5 persen menjadi 0.7 persen.
Sementara itu, index Manufaktur New York tercatat mengalami perbaikan signifikan pada angka 1.5. Angka tersebut jauh lebih baik bila dibandingkan periode sebelumnya yang sempat menyentuh -6.8, sekaligus mematahkan estimasi ekonom yang sebelumnya memprediksi Index Manufaktur New York akan melambat dan berada pada angka -1.5.
“Trump Penyebab Inflasi” Lambungkan Greenback
Sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilu Presiden AS pekan lalu, mendorong Greenback untuk terus menguat terhadap sebagian besar mata uang major dalam beberapa hari terakhir. Penyebabnya tidak lain dikarenakan pelaku pasar beranggapan bahwa terpilihnya Trump sebagai presiden AS dimana akan memberlakukan kebijakan pembatasan Impor murah barang dari China disinyalir dapat meningkatkan inflasi konsumen AS.
Selain itu dampak positif dari rencana kebijakan 100 hari presiden Trump tersebut juga memberikan harapan baru bagi sektor manufaktur dan industri AS untuk kembali berekspansi sehingga menyebabkan Greenback semakin dominan saja. Pair EUR/USD yang sempat pulih selama sesi Eropa sore tadi lantas kembali terbenam dimana berada di level 1.0724 atau menjauhi level highest harian 1.0816
Sedangkan GBP/USD yang pada pekan lalu sempat meroket, terpantau melemah sejak hari Senin kemarin dan saat ini diperdagangkan pada level 1.2423 atau telah melemah 1.5 persen terhadap Greenback sepanjang pekan ini. Market Mover penyebab melemahnya Sterling hari ini datang dari laporan CPI Inggris yang masih berada dibawah estimasi. Dominasi Greenback terlihat dari indeks Dollar AS yang mengukur kekuatan Greenback terhadap 6 mata uang utama lainnya yang masih bertahan diatas level 99 sebagaimana terlihat pada malam hari ini.