Dalam Keadaan Uptrend, Mana Yang Lebih Baik?
iklan |
iklan |
Cara Trading
@ Alexander Saogie:
Bisa keduanya Pak, tergantung kondisi pergerakan harga saat itu.
Pada saat uptrend sedang kuat, kemungkinan untuk breakout resistance lebih besar dibandingkan kemungkinan bouncing (memantul balik). Semakin kuat trend semakin besar kemungkinan breakout. Kekuatan trend bisa diamati dari indikator ADX, Bollinger Bands, MACD, juga parabolic SAR.
Tetapi, Anda harus waspada terhadap kemungkinan false break atau gagal breakout. Gagal breakout bukan berarti arah trend akan berbalik, tetapi koreksi (retracement). Arah trend akan berbalik jika support kunci ditembus (bisa dikonfirmasi dengan price action dan indikator). Untuk itu sebaiknya Anda entry tidak pada saat breakout, tetapi tunggu 1 bar lagi (candle berikutnya). Entry buy setelah breakout tsb benar-benar valid, yaitu terkonfirmasi oleh price action dan indikator teknikal.
Baca juga rubrik tanya jawab ini.
Buy the dip pada saat uptrend hanya mungkin dilakukan pada saat akhir koreksi (retracement). Jadi harga naik, kemudian koreksi turun, nah, pada saat akhir koreksi tsb harga akan naik lagi. Akhir koreksi (retracement) bisa diprediksi dengan level-level Fibonacci retracement.
Kesimpulannya: jika tidak ada false break: buy on breakout, tetapi jika terjadi false break: tunggu koreksi selesai dengan buy the dip.
@ Alexander Saogie:
Terima kasih juga Pak.
Sukses selalu..
@ Uvuvuwewewe:
Buy the dip maksudnya entry buy ketika harga sudah sampai level terendahnya dan akan naik lagi, atau ketika pergerakan harga membentuk cekungan / lekukan (dip).
Itu bisa terjadi kalau Anda menunggu koreksi selesai, dan dari price action dan indikator memberikan sinyal bahwa harga akan naik.
Untuk keterangan mengenai hal ini, sebaiknya Anda baca: Buy The Dip Dan Sell The Rally
@ Bagaskara:
Silahkan baca: Beberapa Tips Dalam Menentukan Support Dan Resistance
Untuk entry bisa mengamati price action yang terbentuk, dan dikonfirmasikan dengan indikator trend seperti moving average, ADX, parabolic SAR, MACD.
@ Malik:
Yang menyebabkan perubahan arah trend pergerakan harga adalah sentimen pasar. Sentimen pasar dipengaruhi oleh data fundamental ekonomi, pernyataan atau komentar para pejabat bank sentral, faktor geopolitik dan juga terjadinya bencana alam. Sentimen pasar bisa diamati dari price action yang terbentuk.
@ Jatmiko:
- Untuk trading dengan trend following sederhana seperti menggunakan MA, channel, baiknya di tf berapa pak?
Semakin tinggi time frame maka penunjukan kurva indikator MA dan level resistance / support dari channel akan semakin akurat. Misal penunjukan di time frame daily akan jauh lebih akurat dibandingkan dengan time frame 5 menit (M5). Hal ini karena semakin rendah time frame akan semakin banyak noise-nya.
- …. saya sedang berusaha disiplin di tf m30 emas selama 1 bulan terakhir kok masih banyak lossnya.
Jika trading pada tf M30 (30 menit), bisa melihat arah trend pada tf 4 jam (H4) atau daily. Jika misalnya tf daily uptrend sedang pada tf M30 downtrend, maka tunggu hingga di tf M30 berbalik uptrend. Kemudian untuk entry bisa mengamati tf 5 menit (M5) untuk mencari momentum entry yang tepat. Cara trading seperti ini dinamakan sistem trading triple screen.
Untuk penjelasan mengenai sistem trading ini, silahkan baca:
Sistem Trading Triple Screen
@ Elisa:
Untuk entry buy the dip tunggu saat pergerakan harga mengalami koreksi bearish, dan untuk entry breakout buy tunggu saat harga menembus level resistance. Baik entry buy the dip maupun breakout buy harus berdasarkan sinyal dari price action yang terbentuk, misal terbentuknya bullish engulfing candle yang menembus level resistance (untuk entry breakout buy), atau terbentuknya bullish engulfing candle saat pergerakan harga sedang koreksi bearish.
Baik keadaan breakout buy maupun keadaan untuk menentukan buy the dip bisa dianggap valid jika terkonfirmasi oleh indikator teknikal terutama indikator trend seperti moving average, ADX, MACD dan juga parabolic SAR. Minimal harus ada 2 indikator trend yang mengkonfirmasi.
Mengenai hal ini, silahkan baca:
Buy The Dip Dan Sell The Rally
Teknik Entry Breakout Dalam Trading Forex
Apa yang harus diperhatikan dalam pembentukan bullish engulfing candle saat harga sedang mengalami koreksi bearish untuk menentukan entry buy the dip, dengan mempertimbangkan indikator trend seperti moving average, ADX, MACD, dan parabolic SAR?
@ Rispo:
Maaf, ini pertanyaannya kok muter-muter.
Untuk diperhatikan ya silahkan Anda mengamati chart, apakah terbentuk bullish engulfing candle atau tidak. Silahkan Anda baca lagi jawaban kami di atas.
- …. dengan mempertimbangkan indikator trend seperti moving average, ADX, MACD, dan parabolic SAR?
Indikator trend kan untuk konfirmasi apakah bullish engulfing tsb valid atau tidak. Silahkan Anda baca lagi jawaban kami. Terima kasih.
1. Bullish engulfing candle: Bullish engulfing candle terjadi ketika candlestick bullish yang besar sepenuhnya "menelan" (menutupi) candlestick bearish sebelumnya. Ini menunjukkan potensi pembalikan harga dari tren bearish ke tren bullish. Perhatikan bahwa semakin besar bullish engulfing candle dan semakin signifikan perbedaan antara body candle bullish dengan bearish sebelumnya, semakin kuat sinyal pembalikannya.
2. Moving average: Gunakan moving average untuk mengidentifikasi arah tren secara keseluruhan. Jika harga sedang berada di bawah moving average, tetapi terbentuk bullish engulfing candle, ini bisa menjadi indikasi bahwa harga mungkin berpotensi memantul kembali ke atas. Misalnya, ketika harga memantul dari moving average eksponensial 50-periode atau 200-periode, ini bisa menjadi titik masuk yang menarik untuk buy the dip.
3. ADX (Average Directional Index): ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhatikan apakah ADX menunjukkan tren yang kuat, baik tren bearish maupun bullish. Jika ADX menunjukkan tren bearish yang melemah dan kemudian terbentuk bullish engulfing candle, ini bisa menjadi tanda potensi perubahan tren.
4. MACD (Moving Average Convergence Divergence): MACD digunakan untuk mengidentifikasi momentum dan konfirmasi tren. Perhatikan apakah MACD menunjukkan divergensi positif (ketika garis MACD histogram naik sementara harga masih bergerak turun). Jika terjadi bullish engulfing candle saat terjadi divergensi positif, ini dapat mengindikasikan potensi pembalikan harga.
5. Parabolic SAR: Parabolic SAR digunakan untuk mengidentifikasi titik pembalikan tren. Perhatikan apakah titik Parabolic SAR berada di bawah harga, yang menunjukkan tren bearish. Jika harga memantul dari titik Parabolic SAR dan terbentuk bullish engulfing candle, ini bisa menjadi sinyal konfirmasi untuk buy the dip.
Bisa keduanya. Jika tren bullish dirasa masih cukup kuat dan masih berlangsung lama, anda bisa entry ketika harga berhasil breakout level resisten selanjutnya. Namun jika anda ingin sebuah posisi yang aman dan minim resiko, maka anda bisa entry buy the dip ketika harga terkoreksi.
Semoga bisa membantu.
Kategori Cara Trading
Pertanyaan | Penanya | Balasan | Dilihat | Aktivitas |
Cara menentukan lot transaksi? | Rega | 20 | 18922 | 2017 |
Perbedaan Akun Standar, Mini dan Mikro? | Junaidi | 16 | 4053 | 2018 |
Cara trading super simpel tapi profitable? | Adi Handoko | 14 | 8915 | 2017 |
Modal 10 Dolar, Sehari Bisa Dapat Berapa? | Robby | 11 | 13505 | 2012 |
Waktu trading pair EURUSD? | Adi Ms | 11 | 4170 | 2012 |
Apakah Sebaiknya Main 1, 2 Pair Atau Boleh Banyak? | Riki | 11 | 4079 | 2015 |