Seputarforex.com - Dolar AS tergelincir di sesi perdagangan Rabu (10/Mei) pagi ini setelah Presiden AS, Donald Trump tiba-tiba memecat Direktur FBI, James Comey, sehingga membuat pemerintahan di Washington terkejut.
Pemecatan Comey Sarat Kepentingan Politik Trump
Saat dipecat, Comey masih memimpin Badan Investigasi nasional AS tersebut dalam menyelidiki persekutuan dan campur tangan Rusia dalam kampanye presiden AS tahun 2016. Penyelidikan tersebut berpotensi membongkar dugaan kolusi yang dilakukan Trump dengan Rusia. Pemecatan Direktur FBI ini membuat Partai Demokrat makin mencurigai bahwa ada motif politik dibalik tindakan Trump.
Segala gejolak politik yang terjadi di AS, sedikit banyak memengaruhi pergerakan Dolar. Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Dolar terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya tergelincir 0.2 persen ke angka 99.437, menjauh dari level tinggi tiga minggu di angka 99.688. USD/JPY tergelincir 0.2 persen ke angka 113.77, di bawah level tinggi satu malam di angka 114.325, yang juga menjadi level tertinggi sejak tanggal 15 Maret. Sedangkan EUR/USD naik 0.1 persen ke angka 1.0885.
Korea Utara Nyatakan Akan Uji Coba Nuklir Keenam
Selain itu, kekhawatiran terhadap Korea Utara yang akan kembali melakukan uji coba senjata, turut menjadi kekuatan bagi Yen Jepang. Dalam wawancara dengan Sky News pada hari Selasa kemarin, duta besar Pyongyang untuk Inggris, Choe Il, mengatakan bahwa Korea Utara siap untuk kembali melakukan uji coba nuklir yang keenam kalinya. Meskipun belum jelas kapan tes senjata nuklir tersebut akan dilaksanakan, komentar Choe Il sukses membuat pasar kembali khawatir, padahal ketegangan di semenanjung Korea mulai mereda.
"Di awal sesi perdagangan Asia, Yen mulai menguat, hal ini ditambah pula dengan reaksi pasar mancanegara terhadap komentar duta besar Korea Utara," kata Mitsuo Imaizumi, Kepala Ahli Strategi Forex untuk Daiwa Securities Tokyo.
Di samping itu, "sepupu" Korea Utara, Korea Selatan, justru sedang merayakan terpilihnya Presiden baru, Moon Jae-In. Moon diperkirakan akan mengupayakan kompromi dengan Pyongyang dengan cara yang lebih kalem seperti dialog dan pengiriman bantuan. Pendekatan tersebut berbanding terbalik dengan presiden sebelumnya yang memakai cara keras.
