EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,073.94   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 5 jam lalu, #Saham AS

Yen Jepang Dijegal Rumor Pemilu Dadakan

Penulis

PM Shinzo Abe menyatakan akan mengadakan Pemilu Dini (snap election) di tengah kuatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh tindakan provokatif Korea Utara.

Seputarforex.com - Yen terpantau dibuka melemah versus Dolar AS pada perdagangan Senin pagi ini (18/9). Pasangan mata uang USD/JPY kembali diperdagangkan di kisaran 111.20, level tinggi dua bulan yang sempat dicapainya pada Jumat lalu. Selain karena pasar Jepang sedang libur Keirou No Hi, pelemahan Yen ini disinyalir gegara Perdana Menteri Shinzo Abe mendadak menyatakan akan mengadakan Pemilu Dini (snap election) di tengah kuatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh tindakan provokatif Korea Utara.

PM Shinzo Abe

 

Abe Harapkan Dukungan Untuk Lawan Korea Utara

Melalui Pemilu Dini, PM Abe kabarnya mengharapkan dukungan lebih besar bagi dirinya untuk menangani peningkatan ketegangan geopolitik yang dipicu oleh tindakan-tindakan provokatif Korea Utara. Menurut Reuters, PM Abe memberitahu para pejabat dari partai Liberal Democratic Party (LDP) yang dipimpinnya serta partner junior mereka, Komeito, bahwa ia kemungkinan akan membubarkan Majelis Rendah melalui Pemilu Dini setelah Parlemen menyelenggarakan sesi tambahan pada 28 September.

Untuk itu, para pejabat LDP dan Komeito akan berjumpa di hari Senin guna mendiskusikan persiapan lebih lanjut, termasuk tanggal pasti diselenggarakannya Pemilu Dini. "Hingga saat ini, nampaknya Pemilu akan diadakan pada Musim Gugur, tetapi...kita harus selalu siap untuk bertempur," kata pimpinan Partai Komeito, Natsuo Yamaguchi.

Sumber lain yang tak disebut namanya mengatakan, Pemilu Dini paling mungkin diadakan pada 22 Oktober. Kemungkinan momen lainnya termasuk pada akhir Oktober, atau setelah kunjungan Presiden Donald Trump di awal November. PM Abe boleh jadi akan memutuskannya seusai kunjungannya ke AS pada tanggal 18-22 September ini.

Namun demikian, banyak pihak mengkhawatirkan dampak adanya kekosongan pemerintahan sementara ancaman Korea Utara masih cukup tinggi. "Saya skeptis pada konsensus bahwa Abe akan mengadakan Pemilu Dini, karena tindakan itu menempatkan risiko, walaupun kecil, pada agendanya untuk merevisi konstitusi," ujar Jeffrey Kingston, Direktur Departemen Studi Asia di Universitas Temple, Jepang.

 

AS Masih Ingin Lancarkan Aksi Militer

Di sisi lain, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, pada hari Sabtu mengatakan, Dewan Keamanan PBB telah kehabisan opsi untuk menanggulangi Program Nuklir Korea Utara. Dalam situasi ini, ia menyampaikan pada CNN bahwa ia "akan sangat senang memindahtangankan masalah ini ke Menteri Pertahanan, James Mattis".

Komentar Haley tersebut menyiratkan bahwa Amerika Serikat sama sekali belum mundur dari ancamannya untuk melancarkan aksi militer terhadap Korea Utara.

280281
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.