Beli Saham GOTO? Awasi Level 232
284
|
IHSG View
IHSG Menuju Downtrend
Indeks Harga Saham Gabungan terjatuh setelah libur panjang kemarin, menjauhi level 6,000-an dan kembali mendekati level 5,700-an. Beberapa sebab indeks kembali terjatuh adalah kenaikan agresif suku bunga The Fed yang membuat Rupiah kembali melemah, serta ekspektasi investor terhadap pertumbuhan ekonomi makro Indonesia yang dapat membuat peluang kenaikan earning growth menjadi terkendala.
Beberapa sektor yang berkontribusi pada penurunan IHSG adalah:
- Infrastruktur: 13.41% (ytd)
- Barang Konsumsi 18.42% (ytd)
- Aneka Industri 13.66% (ytd)
Komentar
Kenaikan impor yang disertai oleh pelemahan Rupiah akan membuat imported inflation dan mendorong inflasi yang lebih tinggi ke depannya. Sejalan dengan kenaikan impor, ada perbaikan di sisi konsumsi masyarakat dari sisi ritel dan industri karena pembagian THR serta lebaran. Meski masih sangat awal untuk melihat data saat ini, investor cukup merisaukan risiko makro Indonesia; penurunan Rupiah disertai defisit neraca berjalan, peningkatan utang, ditambah dengan kenaikan suku bunga untuk meredam pelemahan Rupiah, pada akhirnya bisa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Lalu di level berapa pertumbuhan ekonomi akan bersandar pada kuartal kedua nanti? Konsensus pasar saat ini ada di level 5.2%. Jika jauh dari target, maka risiko penurunan pasar saham akan melebar dalam jangka panjang.
Berita Makro
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan bulan Mei 2018 yang mengalami defisit sebesar USD1.52 miliar. Ini disebabkan oleh tingginya nilai impor ebesar USD17.64 miliar, lebih banyak dibandingkan dengan nilai ekspor yang sebesar USD16.12 miliar. Kenaikan impor melonjak tinggi terutama pada sektor minyak dan gas (migas), lantaran ada tren kenaikan harga minyak dunia.
Teknikal
IHSG kembali menjauhi MA200 dengan berujung pada harga yang ditradingkan di bawah MA5. Bearish candlestick dengan Volume jual cukup tinggi menandakan arus Downtrend yang kuat di jangka pendek. Waspadai level yang mendekati 5,700, karena jika kembali tertembus menandakan sinyal Donwtrend hingga jangka menengah.
Range IHSG: 5,750 – 5,870
Prediksi: Bearish
Saham-Saham Potensial
1. CTRA (Ciputra Development)
CTRA mencatatkan Top Volume hari ini (25/06), ditandai dengan harga yang kembali ditradingkan di atas MA5 dan MA50. Ada peluang reversal dalam jangka pendek, dan harga berpeluang melanjutkan kenaikan esok hari.
Action: Hold
- TP: 1,125 dan 1,155
- Support: 960
- Cutloss: 910
- Area Buy: 960-980
2. TLKM (Telekomunikasi Indonesia)
TLKM merupakan salah satu saham Top Volume (25/06), bertahan di level support MA20 dalam jangka pendeknya, yang menandai pelemahan tertahan untuk ke depannya. Harga kemungkinan kembali menguji resistance di MA5 dan MA50.
Action: Hold
- TP: 3,710 dan 3,760
- Support: 3,580
- Cutloss: 3,520
- Area Buy: 3,600-3,620
3. SSIA (Surya Semesta Internusa)
investor asing terlihat melakukan net foreign buy di saham ini pada 25/06, menjaga Top Volume dan tren bullish di atas MA200. RSI 65.8% (belum jenuh beli.
Action: Hold
- TP: 595 dan 615
- Support: 560
- Cutloss: 520
- Area Buy: 560-570
4. BBCA (Bank Central Asia)
BBCA mencoba untuk menutup Open Gap di area 22,000-22,240, berada di atas MA5 dan MA200. Dengan akumulasi beli asing yang cukup besar hari ini, RSI masih di 49.5% (belum jenuh beli).
Action: Hold
- TP: 22,275 dan 22,500
- Support: 22,000
- Cutloss: 21,800
- Area Buy: 22,000-22,250