EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,326.97/oz   |   Silver 27.03/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,240.94   |   Bitcoin 63,841.12   |   Ethereum 3,215.43   |   Litecoin 83.52   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 4 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Pertahankan Tren Naik Jelang Pertemuan AS Dan IMF

Penulis

Dolar AS masih mempertahankan tren kenaikannya hingga Senin (14/04) siang hari ini di tengah sinyal-sinyal perlambatan yang terjadi di China dan Jepang. Ekspor China yang merosot membebani AUD/USD hingga turun 1.18 persen ke posisi 0.7589 dari posisi 0.7680 yang tercapai pada Jumat akhir pekan lalu di New York. USD/JPY menduduki posisi 0.36 persen di 120.46 dari 120.30. GBP/USD menurun 0.25 persen ke 1.4587.

Dolar AS masih mempertahankan tren kenaikannya hingga Senin (14/04) siang hari ini di tengah sinyal-sinyal perlambatan yang terjadi di China dan Jepang. Ekspor China yang merosot membebani AUD/USD hingga turun 1.18 persen ke posisi 0.7589 dari posisi 0.7680 yang tercapai pada Jumat akhir pekan lalu di New York. USD/JPY menduduki posisi 0.36 persen di 120.46 dari 120.30. GBP/USD menurun 0.25 persen ke 1.4587.

Dolar_AS
Sementara itu di Jepang, data menunjukkan bahwa pesanan mesin negara tersebut mengendur hingga 0.4 persen pada bulan Februari dari bulan sebelumnya di tengah kewaspadaan perusahaan-perusahaan Jepang dalam menggenjot belanja modal. Lemahnya data-data ekonomi di Asia siang ini muncul setelah para pejabat Bank Sentral AS (The Fed) kembali mengembuskan kemungkinan akan dinaikkannya suku bunga pada bulan Juni. Komentar mereka pun menjadi dukungan bagi Dolar AS, yang merosot tajam setelah mengecewakannya data ketenagakerjaan AS pada awal bulan ini.

Di samping itu, yield obligasi pemerintah Eropa telah jatuh akibat program pembelian aset-aset oleh ECB, akibatnya, aset-aset yang terdominasi Dolar dianggap lebih menarik. Para manajer keuangan cenderung menukar aset-aset mereka ke negara-negara yang bisa memberikan yield-yield obligasi yang lebih tinggi. EUR/USD terpukul hingga 0.34 persen ke $1.0592 dari 1.0606 di akhir pekan.

Dampak Lemahnya NFP Telah Dilupakan

Menurut Atsushi Hirano, Kepala Penjualan Forex di Royal Bank of Scotland, dampak dari lemahnya NFP pada awal bulan lalu nampaknya telah dilupakan. Kondisi yang tampak saat ini adalah kombinasi pembelian saham dan pembelian obligasi Eropa. Ini merupakan perdagangan yang identik dengan kondisi QE. Sedangkan menurut Akira Moroga dari Aozora Bank yang diwawancarai oleh MarketWatch, kebijakan arah kebijakan antara AS dan Zona Euro nampaknya akan mendorong turun Euro terhadap Dolar AS dalam beberapa waktu ke depan.

Bloomberg menuliskan bahwa dominansi Dolar pada hari Jumat pekan ini akan cukup tinggi, mengingat agenda pertemuan antara para pejabat bank sentral dan menteri keuangan AS dengan IMF di Washington. Pada pekan lalu, Christine Lagarde mengidentifikasi bahwa melambungnya Dolar AS bisa menyebabkan gesekan dalam perekonomian global, karena sebagian negara akan untung dan negara lainnya akan mendapat masalah.

228997
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.