Harga saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mengalami kenaikan sejak hari Selasa lalu, setelah pemerintah mengumumkan moratorium (penghentian sementara) atas rekrutmen taksi online mulai Senin, 12 Maret 2018. Harga saham TAXI naik dari Rp55 per lembar saham ke Rp72 pada hari Selasa, kemudian berlanjut lagi ke Rp85 saat berita ditulis pada akhir sesi perdagangan pagi hari Kamis ini (15/Maret).
Seimbangkan Supply dan Demand
Sebagaimana dilansir oleh Kompas, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Kementerian Perhubungan memutuskan untuk melakukan moratorium rekrutmen taksi online karena beberapa alasan. Pertama, untuk menghindari menumpuknya kredit macet kendaraan di bank, karena data perbankan menyebutkan 70% pengemudi transportasi online masih mencicil. Kedua, menciptakan iklim kompetisi yang sehat di antara pengemudi transportasi online, karena jumlah pengemudi saat ini dianggap berlebihan.
"Kita melihat jumlah yang ada saat ini berlebihan ya. Jadi kita akan buat supply dan demand akan saling mengisi," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan.
TAXI Melejit, BIRD Melandai
Dengan adanya moratorium ini, semua operator taksi online di Indonesia, termasuk Grab, Go-Car, dan Uber, diharapkan tidak menerima pengemudi baru hingga waktu yang belum ditentukan. Apalagi, Kementrian Perhubungan juga menentukan batas kuota jumlah taksi online di 12 wilayah dengan total keseluruhan hanya 91,953 kendaraan.
Kabar tersebut dinilai positif bagi perusahaan taksi konvensional, sehingga mendorong harga saham TAXI meningkat ke level tertinggi sejak Agustus 2017. Sementara itu, saham perusahaan taksi Blue Bird (BIRD) yang telah terikat kontrak dengan Go-Car justru melandai. Saham BIRD lengser dari Rp3,110 ke Rp 3,050 pada hari Selasa, dan menurun lagi sebesar 0.66% ke 3,000 dalam perdagangan intraday hari Kamis ini.