EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 21 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 21 jam lalu, #Saham AS

Neraca Perdagangan Maret Surplus, Capital Outflow Masih Ancam Indonesia

Penulis

Badan Pusat Statistik kemarin (15/4) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1131.6 juta Dolar AS pada bulan Maret 2015, level tertinggi sejak akhir 2013. Nilai ekspor Indonesia dalam periode tersebut mencapai 13.71 miliar Dolar AS, sedangkan impor mencapai 12.58 miliar Dolar AS.

Badan Pusat Statistik kemarin (15/4) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1131.6 juta Dolar AS pada bulan Maret 2015, level tertinggi sejak akhir 2013. Nilai ekspor Indonesia dalam periode tersebut mencapai 13.71 miliar Dolar AS, sedangkan impor mencapai 12.58 miliar Dolar AS.


Neraca Pembayaran IndonesiaNeraca Perdagangan Indonesia April 2014-Maret 2015

 

Peningkatan ekspor ini terutama didorong oleh naiknya ekspor nonmigas pada golongan bahan bakar mineral. Sementara itu, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar, meliputi 11.31% total ekspor nonmigas Indonesia, disusul oleh Jepang dan China.

Di sisi lain, terjadi penurunan impor besar dalam nonmigas, khususnya golongan besi dan baja serta golongan mesin dan peralatan mekanik. Tiga besar negara asal barang impor nonmigas secara berurutan dipegang oleh China, Jepang, dan Thailand.

Data-data tersebut selaras dengan perkembangan ekonomi dunia terkini, dimana Amerika Serikat dan Jepang tengah mengalami pemulihan ekonomi, sedangkan China sedang mengalami perlambatan. Kondisi ekonomi dalam negeri juga tercermin dari penurunan impor besi-baja serta mesin dan peralatan mekanik, sejalan dengan kontraksi yang tengah dialami oleh industri manufaktur Indonesia selama beberapa bulan terakhir akibat depresiasi Rupiah.

Neraca Perdagangan merupakan salah satu komponen penting dalam neraca berjalan (current account), sehingga kabar surplus ini merupakan berita baik dan bisa melonggarkan tekanan terhadap Rupiah untuk sementara waktu. Namun demikian, dalam jangka menengah-panjang, proyeksi kenaikan suku bunga the Fed AS masih bercokol sebagai faktor terpenting yang perlu diamati. Masalahnya adalah besarnya investasi asing yang mudah ditarik (hot money) di Indonesia. Diantaranya terkait dengan kepemilikan asing atas sekitar 38% obligasi Indonesia yang berdenominasi Rupiah, padahal para investor asing telah mulai melepas investasi tersebut sejak suku bunga the Fed AS diproyeksikan akan naik pada 2015.

Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.