Harga Emas Naik Menyambut Perilisan Data PCE
184
|
Analisa Fundamental Minyak
Harga minyak mentah WTI turun ke bawah level $104 per barel di tengah meningkatnya isu resesi. Resesi diperkirakan akan berdampak terhadap permintaan minyak, terlebih setelah mayoritas bank sentral utama terus berlomba untuk menaikkan suku bunga secara agresif guna mengendalikan lonjakan inflasi.
Selain itu, meningkatnya jumlah kasus virus Corona di seluruh penjuru China turut menimbulkan kekhawatiran pasar. Apalagi, telah ditemukan sub-varian Omicron di Shanghai sehingga potensi diterapkannya lockdown di negara tersebut kembali meluas.
Di saat yang sama, para pelaku pasar juga menyoroti rencana negara-negara Barat untuk membatasi harga minyak mentah Rusia. Menanggapi hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa sanksi lebih lanjut dapat menyebabkan konsekuensi "bencana" di pasar energi global.
Terlepas dari risiko konflik tersebut, Presiden AS Joe Biden dijadwalkan untuk mengunjungi Arab Saudi pada pekan ini guna meredam kenaikan harga minyak yang terus membebani perekonomian.
Analisa Teknikal Minyak
Setelah sempat tertekan ke bawah level psikologis $100, harga minyak kembali mencoba bangkit. Pergerakannya saat ini berada di atas indikator Supertrend sehingga terindikasi bullish. Dalam jangka pendek, harga minyak masih akan naik hingga level 105.90 terutama jika terus bertahan di atas area Support 103.62-102.50.
Rekomendasi
- Entry Buy: 103.62
- Take Profit: 105.90
- Stop Loss: 102.50
Skenario Alternatif
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga minyak berhasil menembus ke bawah level 102.50.
- Entry Sell: 102.50
- Take Profit: 100.22
- Stop Loss: 103.62