iklan | iklan |
Trader zaman sekarang sudah sering memanfaatkan media sosial, terutama Twitter, sebagai sumber informasi untuk melacak berita makro penggerak pasar.
Ketika Twitter pertama kali diluncurkan, orang-orang hanya menganggapnya sebuah platform microblogging di mana pengguna dapat berbagi cerita sehari-hari dengan para follower-nya.
Namun siapa sangka, perusahaan jejaring sosial asal California tersebut telah berkembang pesat hingga bernilai lebih dari $32 miliar. Media sosial Twitter menjadi wadah bagi selebriti, aktivis, politisi, serta figur publik lainnya untuk menginformasikan maupun mendidik audiens mereka. Tak jarang, akun Twitter resmi para tokoh tersebut menjadi platform yang pertama kali mereka gunakan untuk mengumumkan informasi penting.
Namun sebelum mengandalkan Twitter untuk trading, pertama-tama Anda harus memiliki pemahaman kuat tentang penggerak fundamental bagi aset yang diperdagangkan. Dengan mengetahui faktor penggerak pasar, tentunya akan lebih mempersiapkan Anda tentang bagaimana pasar bereaksi terhadap suatu informasi baru.
Setiap kali informasi baru dirilis, apakah itu data ekonomi atau keputusan suku bunga bank sentral, harga biasanya bergejolak hingga membentuk rekor-rekor baru. Namun, ada argumen yang mengatakan jika berita makro hanyalah noise dan tidak berdampak signifikan pada aset.
Untuk itu, Anda dapat menyaring berita yang berseliweran di timeline lewat dua pertanyaan berikut:
- Apakah informasi ini baru? Jika ya, apakah menyimpang dari narasi pasar (konsensus/ekspektasi)?
- Apakah informasi ini penting?
Apabila jawaban Anda untuk kedua pertanyaan tersebut adalah 'tidak', maka dapat dikatakan bahwa informasi baru yang muncul bukanlah penggerak pasar. Memang, kemampuan untuk memastikan kedua pertanyaan di atas dengan yakin tidaklah mudah. Akan tetapi, pengalaman dari waktu ke waktu dapat membantu Anda memilah berita yang berdampak secara efisien.
Sejak Kapan Twitter Menjadi Sangat Berpengaruh?
Jika menengok ke belakang, momen penting yang membuktikan betapa signifikannya peran media sosial Twitter di pasar keuangan terjadi setelah "hack crash" pada tahun 2013. Pada saat itu, hacker meretas akun media sosial Twitter Associated Press dan memposting sebuah pesan palsu tentang dua ledakan di Gedung Putih yang menyebabkan Presiden Barack Obama terluka.
Postingan tweet ini menyebabkan kepanikan di Wall Street sehingga Dow Jones Industrial Average anjlok 143.5 poin dan S&P500 kehilangan valuasi sampai lebih dari $136 miliar.
Tak lama kemudian, Juru Bicara Gedung Putih mengkoreksi bahwa Presiden baik-baik saja, sedangkan Associated Press mengumumkan akun mereka baru saja diretas. Harga saham-saham pun kembali rebound dalam hitungan menit.
Dari insiden ini, para trader mulai mengadopsi Twitter sebagai salah satu platform untuk memantau berita terkini. Namun, Anda juga tak boleh melupakan fakta bahwa Twitter juga merupakan sumber berita tanpa filter di mana keaslian informasi seringkali perlu dipertanyakan.
Twitter Vs Media Konvensional
Selama beberapa tahun terakhir, ada kalanya Twitter lebih cepat melaporkan berita makro ketimbang media konvensional seperti Bloomberg dan Refinitiv . Berikut contoh-contoh kasus saat postingan tweet mampu menggerakkan harga aset di pasar.
Studi Kasus 1: Pasar Minyak, April 2020
Pada 2 April 2020 pukul 15:30 GMT, CNBC mem-publish tweet yang menyebabkan minyak mentah Brent bullish lebih dari 37%. Liputan breaking news untuk informasi yang sama baru muncul pada 15:34 GMT di Bloomberg, sementara Refinitiv melaporkan pemberitaan ini pada 15:32.
Gambar berikut menunjukkan perbandingan waktu antara tweet CNBC di sisi kiri dan update media konvensional Bloomberg serta Refinitv di sisi kanan.
Studi Kasus 2: Perang Dagang, Agustus 2019
Di tahun 2019, pelaku pasar terbiasa memantau akun Twitter mantan presiden AS Donald Trump mengenai pengumuman politik penggerak pasar, yang sebagian besar berpusat di sekitar perang dagang dengan China.
Pada 1 Agustus 2019, Trump meningkatkan ketegangan dengan China setelah mengumumkan tarif 10% untuk produk-produk China senilai $300 miliar.
Dapat dilihat pada gambar di atas, selisih waktu cuitan Trump (sebelak kiri) dan headline Bloomberg (sebelah kanan) hanya berkisar 2 menit. Namun dalam rentang waktu itu, USD/JPY sudah turun dari 108.14 ke 108.00.
Setelah pemberitaan Bloomberg muncul, USD/JPY kemudian memperpanjang pergerakan bearish hingga mencapai level terendah 107.26 dalam 30 menit.
Studi Kasus 3: Brexit, Oktober 2020
Selama drama Brexit, media komunikasi pertama bagi kebanyakan koresponden politik adalah Twitter. Hal ini karena para jurnalis yang biasanya menerima informasi terhangat dari Westminster sering mencuit update terbaru di Twitter sebelum mengunggah laporan di media.
Contoh di bawah ini menunjukkan bagaimana postingan di Twitter lebih cepat melaporkan perkembangan Brexit. Akun seorang jurnalis resmi menginformasikan adanya pergeseran optimisme deal Brexit pada 12:07 PM, sementara headline berita serupa dari Refinitiv baru meluncur pada 12:11 PM.
Dalam selisih waktu 4 menit antara unggahan Sebastian Payne di Twitter dan headline Refinitiv, GBP/USD naik dari 1.2841 ke 1.2871. Pergerakan bullish ini kemudian berlanjut hingga 1.2976 dalam waktu 36 menit setelah laporan Refinitiv.
Beberapa studi kasus di atas membuktikan bahwa harga bisa langsung bereaksi setelah muncul update terbaru di Twitter. Apabila informasi kemudian terbukti benar, harga akan melanjutkan trend dengan pergerakan yang signifikan. Dengan demikian, trader yang masuk setelah kemunculan tweet bisa menangkap peluang trading lebih awal daripada mereka yang menyimak kanal berita konvensional.
Namun tentu saja, cara seperti ini berisiko tinggi apabila berita yang dicuit di Twitter ternyata tidak terkonfirmasi.
Cara Memfilter Berita Hoax Di Twitter
Satu-satunya kelemahan Twitter adalah risiko penyebaran informasi salah alias hoax, atau seperti yang sering dikatakan Donald Trump, berita palsu.
Aliran berita di Twitter biasanya kurang kredibel dibandingkan sumber berita media WSJ, Sky News, BBC, CNBC, dan sejenisnya. Hal itu karena untuk mengunggah sebuah berita di Twitter, tidak diperlukan konfirmasi ke narasumber ataupun metode jurnalistik lainnya. Sementara itu, media-media finansial terkemuka seperti Bloomberg dkk. memerlukan waktu lebih lama untuk mempublikasikan berita karena ada proses konfirmasi dan guideline jurnalistik lain yang harus mereka patuhi.
Untuk mengantisipasi kekurangan Twitter dalam hal kredibilitas berita, ada beberapa cara yang dapat Anda gunakan yaitu:
- Pastikan sumber cuitan berasal dari akun terverifikasi bercentang biru.
- Perhatikan rasio follower/following. Akun kredibel biasanya memiliki jumlah following lebih sedikit dibandingkan follower.
- Amati ejaan pada nama profil dan bio. Ejaan yang salah sering terjadi pada akun abal-abal, terutama yang meniru akun berita atau figur penting lain, misalnya mengganti huruf "O" dengan angka "0".
- Lihat tanggal bergabung di Twitter. Akun palsu biasanya mendaftar Twitter baru-baru ini lantaran cenderung cepat di-suspend.
- Perhatikan jumlah dan konten tweet . Akun yang tidak kredibel biasanya jarang memposting tweet. Jikapun sering, konten cuitan biasanya hanya berupa retweet, quote tweet, dan reply tak berbobot. Di sisi lain, akun resmi bisa memiliki jumlah tweet hingga ribuan dan membagikan konten original.
Bagaimana Cara Memantau Twitter Secara Efektif?
Cara paling efisien untuk memantau berita makro di Twitter adalah dengan menggunakan dashboard seperti Tweetdeck. Tweetdeck memungkinkan Anda menyaring kebisingan sehingga bisa fokus pada berita-berita yang relevan. Terlebih lagi, Tweetdeck adalah tool gratis, lho!
Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, Tweetdeck dapat dipantau melalui kolom daftar yang disesuaikan, menjadikan platform ini sebagai streamer berita terbaik dalam menemukan isu terkini secepat mungkin.
Siapa Yang Harus Diikuti Di Twitter?
Ikuti siapa saja di jaringan Anda yang dapat bakal menambah pengetahuan tentang pasar. Anda bisa mengikuti akun media berita, analis pasar, hingga figur-figur terkenal yang rajin beraktivitas di Twitter seperti Donald Trump dan Elon Musk.
Baca Juga: 21 Akun Twitter Tentang Forex Yang Wajib Di-Follow Trader
Buatlah daftar dan pisahkan berdasarkan topik. Membuat daftar pilihan dapat membantu menyaring noise. Tapi ingat, perbarui daftar sesering mungkin saat narasi pasar berubah.