iklan |
iklan |
Bagi sebagian trader, menggunakan indikator teknikal yang tepat adalah salah satu kunci kesuksesan dalam melakukan trading. Salah satu indikator teknikal yang cukup ampuh untuk digunakan berasal dari jenis indikator oscillator, yaitu Indikator DeMarker. Indikator ini cukup populer di kalangan trader dan cukup efektif dalam memprediksi oversold dan overbought.
Lantas, bagaimana cara menggunakan Indikator DeMarker agar bisa menghasilkan keuntungan yang besar? Mari simak penjelasan berikut.
Apa Itu Indikator DeMarker?
Bagi trader yang sudah terbiasa menggunakan MetaTrader 4, indikator ini sudah tidak asing lagi karena merupakan indikator bawaan dari platform tersebut. Indikator DeMarker diciptakan pada oleh Tom DeMarker, seorang analis pasar terkemuka pada tahun 1970-an.
Meskipun sudah cukup lama, namun indikator ini terbukti tetap bisa digunakan dan tetap relevan hingga saat ini. Indikator DeMarker memiliki fungsi utama untuk memprediksi kondisi oversold dan overbought yang terjadi dalam pasar. Selain itu, Indikator DeMarker juga dapat digunakan sebagai penentu seberapa tinggi tingkat permintaan atas suatu pasangan mata uang tertentu, sekaligus menentukan titik untuk keluar dan masuk saat day trading.
Cara Kerja Indikator DeMarker
Indikator DeMarker sejatinya mengukur perbedaan dari permintaan harga tertinggi dan terendah yang terjadi pada periode saat ini dengan permintaan harga tertinggi dan terendah yang terjadi pada periode sebelumnya. Indikator DeMarker terbagi menjadi dua jenis komponen utama yaitu, DeMax dan DeMin.
DeMax berfungsi untuk membandingkan permintaan tertinggi sekarang dengan permintaan tertinggi sebelumnya. Sebaliknya, DeMin akan membandingkan permintaan terendah periode sekarang dengan permintaan tertinggi pada periode sebelumnya. Kedua komponen ini akan menghasilkan oscillator yang memiliki formula seperti dibawah:
DeM = SMA ((DeMax, N) / (SMA (DeMax, N) + SMA (DeMin, N))
Pada formula di atas, SMA adalah Simple Moving Average sedangkan N adalah jumlah sesi dalam rumus SMA. Indikator DeMarker diperuntukkan untuk digunakan dengan 13 periode dengan menggunakan kisaran nilai 0.0 sampai 1.0, dimana 0 sampai 0.3 menunjukan area oversold dan 0.7 sampai 1 adalah overbought.
Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa Indikator DeMarker digunakan dalam pasar yang bergerak sangat cepat atau volatile. Hal ini membuat timing menjadi hal yang krusial dalam membaca grafik pada indikator ini. Dengan kata lain, jika garis oscillator Demarker naik lebih cepat dari harga, maka pergerakan harga tidak memiliki momentum bullish. Akibatnya, keuntungan diprediksi tidak akan muncul pada titik ini karena kemungkinan besar trend akan berbalik (reversed).
Strategi Trading Dengan Indikator DeMarker
Setelah memahami definisi, formula, dan cara mengenali Indikator DeMarker pada grafik, ada beberapa strategi yang cukup ampuh menggunakan Indikator DeMarker yang bisa diterapkan.
Trading Grafik Harian Dengan DeMarker
Hal yang bisa dilakukan dengan indikator ini adalah melakukan trading harian atau intraday di mana DeMarker akan membentuk kurva fluktuatif. Ikuti langkah - langkah di bawah ini untuk membaca trend harian:
- Gunakan grafik 15 menit
- Perhatikan waktu di mana DeMarker membentuk "snake effect" (perhatikan pada contoh grafik)
- Tunggu hingga DeMarker menyentuh titik oversold di 0.1
- Segera masuk posisi buy ketika DeMarker melewati level 01.
Kurva DeMarker digunakan karena lebih responsif terhadap harga. Sedangkan "snake effect" hanyalah periode waktu di mana kurva DeMarker berosilasi dalam range yang sangat sempit di dekat level 0.9.
Memilih Top Dan Bottom Menggunakan DeMarker
Indikator DeMarker dibatasi pada jangkauan nilai 0 sampai 1.0 dimana ini menjadi peluang bagi trader untuk bisa mengidentifikasi dan memilih market tops dan market bottoms dengan resiko yang lebih kecil. Apalagi, di kisaran 0.1 sampai 0.9 jarang sekali terjadinya sinyal palsu.
Memadukan Indikator DeMarker Dengan Indikator Volume OBV
Salah satu strategi yang efektif untuk digunakan adalah memadukan Indikator DeMarker dengan Indikator Volume OBV. Secara singkat, Indikator OBV memadukan harga dan volume sehingga terlihat jumlah dana yang keluar masuk dari pasar.
Untuk bisa menggunakan dua indikator ini cukup mudah. Perhatikan pada Indikator OBV apakah terjadi bias pada pasar. Jika volume meningkat maka posisi yang beli adalah yang paling kuat sehingga cukup kondisi oversold saja yang harus diperhatikan.
Kesimpulan
Indikator DeMarker merupakan indikator yang cukup menarik karena bisa digunakan secara luas dan boleh dibilang cukup mudah. Dengan memahami formula dan konsep DeMin+DeMax, maka trader dapat menggunakan indikator ini untuk membuat keputusan trading yang lebih tepat terutama ketika mengamati kondisi overbought/oversold hingga meminimalisir kerugian maupun risiko ketika memasuki pasar. Untuk lebih maksimal, gunakan indikator ini dengan indikator lainnya seperti OBV untuk semakin mengakuratkan keputusan dan langkah yang akan diambil.
Jika Anda ingin mengukur kekuatan atau kelemahan pergerakan harga saat ini, jangan pakai DeMarker, melainkan Connor RSI (CRSI). Simak penjelasannya di artikel berikut.