EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,333.30/oz   |   Silver 27.25/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,248.65   |   Bitcoin 63,841.12   |   Ethereum 3,215.43   |   Litecoin 83.52   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 2 jam lalu, #Saham AS

10 Hal Yang Perlu Diketahui Tentang Debt Ceiling AS

Penulis

Debt Ceiling atau plafon utang adalah batas maksimum total jumlah uang yang dapat dipinjam oleh pemerintah AS, dan ditentukan oleh Kongres alias anggota parlemen di Gedung Putih. Ada beberapa hal penting lain yang terkait dengan debt ceiling ini.

Debt Ceiling atau plafon utang adalah batas maksimum total jumlah uang yang dapat dipinjam oleh pemerintah AS, dan ditentukan oleh Kongres alias anggota parlemen di Gedung Putih. Sejak Bulan Mei 2013, batas utang Pemerintah AS telah mencapai angka $16.699 triliun dan sejak saat itu pula, Kementerian Keuangan AS akhirnya mengambil langkah luar biasa agar tetap bisa membayar tagihan utang. Ada beberapa hal penting lain yang terkait dengan debt ceiling ini, di antaranya:

AS Bangkrut

1. Keuangan Pemerintah AS Besar Pasak Daripada Tiang
Dari sejarahnya, jumlah utang ekonomi AS mulai mengalami peningkatan sejak tahun 1980 dan puncaknya adalah krisis keuangan AS pada tahun 2007, karena krisis tersebut telah menciptakan jurang besar di antara pemasukan dari pajak dan pengeluaran belanja negara sehingga anggaran pemerintah menjadi lebih besar pasak daripada tiang. Dari situ, ekonomi AS terjerumus secara dramatis ke dalam resesi dan keterpurukan keuangan federal sehingga pemerintah harus berupaya keras untuk mendongkrak perekonomian serta menstabilkan sektor keuangan. Hasilnya, plafon utang akhirnya mengalami dua kali kenaikan di kuartal kedua pada tahun 2008 dan dua kali pula di tahun 2009.

2. Presiden Tidak Berwenang Menaikkan Batas Utang
Mengapa? Karena batas utang ditentukan oleh pembuat Undang-Undang melalui Kongres yang terdiri dari Senat dan DPR. Jadi, jumlah batas utang yang dapat dipinjam oleh Departemen Keuangan ditentukan melalui sidang.

3. Batas Utang Telah Mengalami Perubahan Sebanyak 77 Kali
Sejak bulan Maret 1962, Kongres telah memberlakukan 77 perubahan jumlah batas utang. Perubahan tersebut dilakukan tanpa banyak percekcokan, baru tahun ini saja kenaikan batas utang diributkan.

4. Duduk Perkara Kisruh Batas Utang: Demokrat Vs. Republik
Pada dasarnya adalah masalah perebutan anggaran dana. Sejak Demokrat kehilangan kendali atas DPR yang dikuasai oleh Partai Republik pada tahun 2010, pertikaian mengenai anggaran dana seolah menjadi agenda rutin yang diperdebatkan dua kubu ini. Republik seolah menyalahgunakan kemenangan mereka pada pemilu tengah semester lalu untuk menggagalkan agenda-agenda yang telah disusun oleh Demokrat alias partai yang mengusung Obama, khususnya Obamacare.

Republik berdalih bahwa masyarakat Amerika kurang senang akan agenda layanan kesehatan yang digagas oleh Obama tersebut. Ide Obamacare mendapat penolakan karena terkesan "memaksa" di tengah anggaran negara yang kian timpang. Sehingga, atas nama rakyat, Republik mendesak Obama untuk menunda implementasi layanan kesehatan tersebut.

Demokrat memandang kebijakan Republik tersebut sebagai dalih yang mengada-ada. Demokrat membantah bahwa undang-undang mengenai layanan kesehatan telah disahkan oleh Pengadilan Tinggi pada bulan Juni 2012 dan telah menjadi gagasan andalan Obama pada saat Pemilu 2012 dan gagasan itulah yang membawa Obama memenangi kembali kursi kepresidenan.

5. Kacaunya Pengaturan Keuangan Negara
Adanya pengeluaran negara yang dipisahkan dari plafon utang oleh Kongres menambah runyam masalah. Hal tersebut tidak menjadi masalah bila dilakukan saat pemasukan negara masih lebih gemuk daripada pengeluarannya. Sayangnya para politisi saat ini seolah tidak menyadari bahwa keadaan sudah berbalik. Biasanya, Departemen Keuangan mengatasi masalah besar pasak daripada tiang seperti ini dengan cara meminjam uang dari pasar internasional.

6. Pemerintah Akan Bangkrut Pada Tanggal 22 Oktober 2013
Menurut Kantor Anggaran Kongres AS, walapun pemerintah saat ini sedang jungkir balik berusaha untuk terus membayar tagihan utang, uang pemerintah akan tetap habis antara tanggal 22 Oktober hingga akhir bulan ini.

7. Belanja Negara Dicekik Pajak Pun Naik
Jika pemerintah AS akhirnya benar-benar kehabisan uang, sebagai efek sampingnya adalah pemotongan belanja negara secara besar-besaran atau menaikkan pajak, atau bahkan kedua hal tersebut akan dilakukan.

8. Default Adalah Utang Yang Tak Sanggup Terlunasi
Kekhawatiran akan terhentinya pembayaran utang oleh Pemerintah AS alias kredit macet inilah yang disebut dengan default. Biasanya, AS masih mampu untuk meminjam uang di market internasional dengan suku bunga yang rendah. Tetapi jika sudah default maka kepercayaan market terhadap Amerika akan menurun, sehingga ada kemungkinan biaya pinjaman justru akan dinaikkan. Default juga berpotensi menyebabkan kekacauan pasar, penolakan investor, serta kebingungan trader.

9. Dampak Global: Obligasi AS Akan Dicampakkan
Keadaan default akan mengguncang pasar keuangan global. Obligasi Amerika alias Treasuries, tidak akan lagi dipandang sebagai investasi yang aman. Para investor harus bersiap menghadapi short disruption atau gangguan jangka pendek. Namun apabila default terjadi dalam jangka panjang, maka dampaknya adalah pada uang. Dolar AS akan ditinggalkan dan orang akan beralih pada safe haven yang lebih aman seperti Jerman dan Swiss. Selain itu, emas juga akan sangat berpeluang menjadi pelarian investasi yang jauh lebih aman.

10. Opsi Terburuk: Presiden Harus Lengser
Dalam situasi seperti ini, presiden AS bagai memakan buah simalakama, jabatannya akan dipertaruhkan. Artinya, beliau bisa saja mengabaikan debt ceiling tetapi hal tersebut adalah melanggar undang-undang dan dapat berujung pada pemecatan. Jika Presiden tidak mau mempertaruhkan jabatannya, maka agen-agen seperti FBI, Kedokteran, beasiswa, dan sekolah-sekolah haru bersiap mengencangkan ikat pinggang karena anggarannya akan dipotong. Dan, untuk saat ini, opsi kedua tersebutlah yang diramalkan akan terjadi.

138048
Penulis

SFN merupakan hasil kerjasama beberapa personel tim Seputarforex untuk mengulas berita-berita terkini di bidang forex maupun saham.