Dolar Australia jeblok di sesi perdagangan Asia Rabu (06/01) hari ini dengan lemahnya data PMI sektor jasa China yang menjadi negara tujuan ekspor nomor satu bagi Australia. AUD/USD diperdagangkan pada angka 0.7116, menurun 0.61 persen setelah laporan tersebut diumumkan.
Caixin atau Indeks PMI Markit untuk sektor jasa China turun ke level 50.2 pada bulan Desember lalu, dari 51.2 pada bulan November. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak bulan Juli tahun 2014 dan kedua terendah sejak pengumpulan data yang di mulai di akhir tahun 2005. Ini artinya, aktivitas perdagangan jasa di China hanya berekspansi pada rentang yang rendah dan mengindikasikan adanya pelemahan momentum.
Menurut He Fan, kepala ekonom Caixin Insight Group yang diwawancarai oleh Reuters, di tengah minimnya pertumbuhan dalam sektor jasa, pemerintah China perlu untuk mengendurkan pembatasan yang diberlakukan pada sektor tersebut.
Angka di atas 50 poin mengindikasikan ekspansi, sementara di bawah 50 berarti kontraksi. Sub indeks yang mengukur bisnis baru di China pun mengalami penurunan hingga 50.6 pada bulan Desember dari 51.1 pada bulan November.
Selain itu, Australia sendiri juga merilis indeks AIG untuk sektor jasa bulan Desember dengan hasil yang tak jauh beda dengan China, bahkan lebih parah. Indeks AIG sektor jasa Australia jatuh ke angka 46.3, dari sebelumnya di 48.2 yang artinya kontraksi.
Meski Di Atas Level Rendah 2015, Aussie Masih Berisiko Tertekan Lagi
Senin lalu, Dolar Australia jatuh tajam bersama dengan mata uang-mata uang komoditas lain yang sempat memicu kepanaikan pasar. Dolar AS mengalami penguatan di sesi perdagangan malam tadi terhadap mata uang-mata uang mayor sehubungan dengan melemahnya data inflasi Zonae Euro, masalah dalam pertumbuhan ekonomi China, kendati ketegangan di Timur Tengah masih membebani sentimen pasar.
Meskipun Aussie masih bertahan di atas level terendah 2015, yakni di angka 0.6898 per Dolar AS, analis ekonomi yang diwawancarai oleh Sydney Morning Herald memperkirakan bahwa mata uang Australia masih di bawah tekanan selama perdagangan Australia khususnya rasio harga ekpsor impor terus melonggar.