Para pengusaha di Australia berhasil menambah sejumlah lapangan kerja di bulan Agustus. Ini mengindikasikan bahwa level suku bunga acuan Bank Sentral Australia (RBA) yang rendah, lemahnya nilai tukar mata uang, serta lunaknya pertumbuhan upah, sudah berimbas pada penambahan rekruitmen tenaga kerja.
Tingkat Pengangguran Australia
Dari Australia Kamis (10/09) hari ini dilaporkan terdapat peningkatan lapangan kerja sebanyak 17.400 di bulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli. Data itu mematahkan ekspektasi para ekonom yang memperkirakan hanya akan ada 5,000 tambahan pekerjaan di bulan Agustus ini. Tingkat pengangguran Australia pun turun menjadi 6.2 persen, sesuai dengan estimasi ekonom. Sedangkan data pekerjaan purna-waktu melesat sebanyak 11,500 diikuti dengan pekerjaan paruh-waktu yang juga meningkat hingga 5,900.
Di sisi lain, data tentang tingkat partisipasi tenaga kerja, yakni data yang mengukur proporsi tenaga kerja terhadap populasi, dilaporkan tergelincir sedikit ke 65 persen dari 65.1 persen sebelumnya, sesuai dengan ekspektasi. Laporan tenaga kerja ini turun menambah dorongan dalam sektor konstruksi perumahan dan industri pariwisata Australia yang biasanya menyerap banyak tenaga kerja yang beberapa waktu lalu banyak terjadi pengangguran akibat peristiwa boom investasi pertambangan.
Namun demikian, ramalan akan pemotongan suku bunga lagi oleh RBA, dari level rendah 2 persen saat ini, masih terus membayangi perekonomian Australia karena turunnya belanja perusahaan dan harga komoditas.
Dolar Australia
Dolar Australia tampaknya tak begitu menggubris laporan menggembirakan ini karena AUD/USD masih turun 0.61 persen ke angka 0.6975 setelah laporan ini dirilis. Tetapi siang ini, AUD/USD sudah mulai merangkak naik ke angka 0.70023, tepatnya setelah laporan inflasi China diberitakan naik 0.5 persen, melebihi ekspektasi 0.4 persen.
"Tingkat pengangguran terlihat sudah stabil di kisaran 6 persen sampai 6.25 persen," tutur Su Lin Ong, Kepala Ekonom, di Royal Bank of Canada untuk wilayah Sydney kepada Bloomberg setelah data dirilis. Namun menurut Ong, RBA akan enggan untuk memotong suku bunga lagi apabila sekor pasar tenaga kerja tidak melemah.