Advertisement

iklan

Anggota Kongres AS meminta penggantian Ketua SEC, Gary Gensler, dengan alasan penyalahgunaan kekuasaan dan promosi agenda politik yang kontroversial, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Kondisi jenuh jual berpotensi memicu koreksi XAU/USD, 1 hari, #Emas Teknikal   |   USD/CHF bertahan di dekat puncak beberapa bulan, di atas level 0.9200 berkat penguatan USD, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analisa UOB, pergerakan EUR/USD selanjutnya adalah di level 1.0430, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Emiten rumah sakit, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) menargetkan pendapatan usaha perseroan tumbuh 30% pada 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Kepala Eksekutif Meta Platforms (NASDAQ: META), Mark Zuckerberg, meluncurkan produk AI baru untuk konsumen pada hari Rabu, 1 hari, #Saham AS   |   Komisi Perdagangan Federal AS mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Amazon.com (NASDAQ: AMZN) dan meminta pengadilan untuk mempertimbangkan memaksa peritel online tersebut menjual asetnya, 1 hari, #Saham AS   |   Saham C3.ai (NYSE: AI) Inc. mengalami kenaikan signifikan sebesar 3.34% menjadi $24.42 pada hari Rabu, mengakhiri penurunan beruntun selama lima hari, 1 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Data China Jeblok, Dolar Pulih dan Mayor Lain Tertohok

Penulis

Data China pagi ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China makin kehilangan energi, sehingga memperburuk outlook pertumbuhan global dan memicu aksi risk-off.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Sentimen pasar kembali memburuk dalam perdagangan sesi Asia hari Rabu (31/Mei). Laporan Purchasing Managers' Index (PMI) dari sektor manufaktur China menunjukkan tren negatif yang berkelanjutan, sehingga memicu aksi jual sebagian besar mata uang utama dan mendorong pemulihan dolar AS.

Indeks dolar AS (DXY) telah beranjak sekitar 0.5% sampai level tertinggi harian pada 104.57 saat berita ini ditulis pada awal sesi Eropa. Sementara itu, NZD/USD ambles 0.75% dan AUD/USD jatuh 0.60% ke level terendah masing-masing sejak November tahun lalu.

AUDUSD Daily

Kurs dolar Australia sempat menggeliat berkat penurunan risiko default Amerika Serikat dan peningkatan peluang kenaikan suku bunga RBA. Perilisan data inflasi Australia tadi pagi menunjukkan tekanan kenaikan harga-harga tetap kencang dan mungkin membutuhkan kenaikan suku bunga lagi. Namun, publikasi laporan China setelahnya langsung menjatuhkan Aussie.

Biro Statistik Nasional China melaporkan skor PMI Manufaktur merosot dari 49.2 ke 48.8 pada bulan Mei 2023, padahal konsensus mengharapkan perbaikan ke 51.4. PMI Non-manufaktur juga lengser dari 56.4 menjadi 54.5 dalam periode yang sama, atau meleset dari estimasi konsensus yang dipatok pada 54.9. Keduanya mencerminkan bahwa pemulihan ekonomi China makin kehilangan energi.

"Kita harus ingat bahwa Aussie adalah mata uang yang pro-pertumbuhan, (dan) sangat berkaitan dengan prospek komoditas," kata Rodrigo Catril, pakar strategi forex senior di National Australia Bank. Catril menilai kurangnya berita positif dari China memperburuk kekhawatiran atas prospek penurunan harga komoditas, sehingga "mengalahkan" spekulasi kebijakan moneter yang lebih ketat.

"Pemulihan China, atau kurangnya (pemulihan ekonomi China), adalah tema penting bagi pasar mata uang G10," kata Shusuke Yamada dari Bank of America di Tokyo, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Jika hal-hal lainnya tetap sama, China yang lemah adalah positif bagi dolar AS, dan (positif juga) bagi yen hingga batas tertentu, dibandingkan dengan euro atau Aussie."

Aksi jual terhadap mata uang-mata uang non-safe haven terus berlanjut pada awal sesi Eropa. Duet favorit EUR/USD merosot sekitar 0.7% sampai level 1.0660, sedangkan GBP/USD melemah 0.5% sampai 1.2350.

Download Seputarforex App

299441
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.