EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 3 jam lalu, #Saham AS

Data Manufaktur Inggris Anjlok, Pound Tumbang

Penulis

Pound melemah terhadap semua mata uang mayor, karena data manufaktur Inggris untuk bulan Juni memburuk secara amat mengejutkan.

Pound tumbang nyaris 0.5 persen ke kisaran 1.2638 terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa hari ini (1/Juli), setelah rilis data manufaktur Inggris menunjukkan kemerosotan teramat drastis di tengah penurunan permintaan dalam dan luar negeri. Kabar yang sama mengakibatkan Pound anjlok terhadap Yen dan Euro, meski mata uang ini sempat merangkak naik pada sesi sebelumnya.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview

 

Imbas Menurunnya Aktivitas Penimbunan Jelang Brexit

IHS Markit melaporkan bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor manufaktur Inggris terguling dari 49.4 menjadi 48 untuk periode Juni 2019, jauh lebih buruk ketimbang ekspektasi yang dipatok pada 49.2. Kontraksi seburuk ini terhitung jarang terjadi, sehingga mengakibatkan aksi jual seketika terhadap Pound.

Menurut IHS Markit, sektor manufaktur Inggris terus menghadapi imbas dari sirnanya aktivitas penimbunan menjelang brexit. Persediaan yang sudah sangat tinggi mengakibatkan pesanan baru dan output menurun, sehingga permintaan domestik maupun luar negeri melemah. Ketenagakerjaan turun untuk bulan ketiga beruntun, sementara optimisme bisnis melemah ke level terendah ketiga dalam sejarah.

"Rilis data Inggris yang sangat buruk lagi. PMI Manufaktur terburuk sejak 2013, produksi dan pesanan baru pada level terendah tujuh tahun. Pada umumnya berhubungan dengan berkurangnya (aktivitas) penimbunan terkait brexit (yang sempat marak) awal tahun ini. Tetapi dengan melemahnya pertumbuhan global, jangan berharap akan ada rebound dalam waktu dekat," kata James Knightley, pimpinan ekonom internasional dari ING Bank.

 

Zona Euro Loyo, Inggris Lebih Mengejutkan

Hampir bersamaan dengan rilis data manufaktur Inggris ini, laporan mengenai sektor manufaktur Zona Euro juga dipublikasikan. Resesi pabrikan Jerman terus berlanjut dengan skor tenggelam pada level 45, menyeret PMI Manufaktur Zona Euro dari level 47.8 menjadi 47.6 dalam bulan Juni. Namun, pelemahan ini sedikit banyak sudah sesuai dengan ekspektasi, berbeda dengan kemerosotan data manufaktur Inggris yang amat drastis (baca juga: Apa Itu Indeks PMI Manufaktur?).

Saat berita ditulis, nilai tukar EUR/USD telah merosot 0.4 persen ke level 1.1327. Namun, Euro menguat kembali ke kisaran 0.8968 versus Pound.

289035
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.